Benci sama cinta itu beda tipis
⚠️[AREA 18+]⚠️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Doyong Nct as Dion Arya Delvano
Jungwo Nct as G. Julio Argantara
Dita Sn as Devita Safira Ayuna
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Sinta masuk kedalam kamar pasien yang tak sengaja ia tolong, dia adalah Vita wanita itu sedang berjalan seorang diri dipinggir jalan. Baru saja Sinta ingin mendekati Vita, Vita langsung tergeletak tak sadarkan diri. Ia bergegas membawa Vita kerumah sakit.
Sinta meletakkan semangkok bubur diatas meja. Ia duduk disamping bangku tepat didepan kasur tempat Vita berbaring saat ini.
Tak lama tangan Vita mulai bergerak. Sinta yang melihat itu ia langsung menekan tombol untuk memanggil dokter.
Dokterpun datang dan memeriksa Vita."Jangan sampai perut bu Vita kosong ingat anda sedang mengandung". Ucap Dokter setelah itu ia keluar dari ruangan menyisakan Sinta dan Vita.
Hening tak ada suara, Vita menatap kearah Jendela. Sinta mencoba mengambil bubur diatas meja tadi.
"Inih, makan kau dengar apa yang dikatakan dokter tadi".
Vita berbalik kearah Sinta menatap mangkok yang ada ditangan wanita itu. Pikiran Vita kini sedang kacau.
Apa maksud dari wanita ini. Kenapa dia menolong Vita bukannya Sinta jahat ia telah berselingkuh dengan suaminya. Seharusnya ia senang Vita pergi dari rumah, seharusnya ia membiarkan saja dirinya tergeletak dipinggir jalan. Tapi sekarang wanita itu malah membantu dirinya.
"Jangan terlalu banyak berpikir ambil buburnya dan segera makan kau tak kasian pada janinmu".Ucap Sinta.
Vita mencoba bangun dari tidurnya. Sinta langsung membantu Vita bersandar."Terima kasih". Ucap Vita ia mengambil mangkok tersebut dan mulai memakannya.
Ingin rasanya Sinta tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan terimakasih untuk dirinya. Seharusnya kata cacian yang harus wanita itu keluarkan.
"Kau tak marah padaku". Ucap Sinta karena melihat respon Vita yang melihat dirinya tak ada kata-kata kebencian yang dikeluarkan gadis itu.
"Ah itu yah sebenarnya aku sedang berpikir kenapa kamu menolongku". Ucap Vita.
"Aku bingung padamu kenapa kau tak mencaci ku jalang atau kata-kata kasar lainnya".
Vita tersenyum mendengar kata Sinta."Aku tak tau harus berkata apa saat melihatmu, aku sadar kok kalau kamu itu cinta pertama mas Dion sedangkan diriku hanya alat untuk balas dendamnya".
"Ya Tuhan, bisa-bisanya Tuhan mempertemukan dirimu dengan kedua lelaki itu". Sinta dapat melihat sisi polos Vita. Sebegituh bodohnya wanita ini. Namun tak ingin mengatainya.
"Aku akan menceritakan semuanya kepadamu kuharap kau mempercayainya".
"Aku ingin kau mendengarkannya sebelum aku pergi".
"Kamu mau kemana".
"Dengarkan dulu ceritaku, jadi ini semua rencana Julio dia menyuruhku menjebak pak Dion. Dia yang telah mengatur semua rencana ini . Kau ingat Julio mengatakan padamu kalau Dion kembali ingin merebut diriku itu semua kebohongan". Ucap Sinta ia memegang kedua tangan Vita.