[Mantan Tunangan Dion]

470 66 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Keesokan paginya Vita terbangun dari tidurnya. Ia melihat disekelilingnya namun orang yang ia cari tak ada.

"Mas Dion kemana". Sahut Vita orang ia cari telah tak ada dikamar Vita pikir suaminya itu telah pergi kekantornya karena tadi malam Dion telah berkata akan pergi pagi-pagi sekali.

"Apa udah pergi kekantor". Vita langsung memperbaiki kasurnya kemudian masuk kekamar mandi membersihkan dirinya.

Selesai mandi dan memakai pakaiannya Vita keluar dari kamarnya dan mendapati Reina yang juga baru keluar dari kamar membawa koper besar. Vita tak menyangka ia akan ditinggal pergi oleh adik perempuannya itu.

"Udah mau berangkat Na". Ucap Vita

"Iya, kak tapi sarapan dulu yah".

"Ayok, barengan kebawah". Vita merangkul adiknya itu bersama ia menuruni tangga.

"Kak, nanti Reina diantar Ale sama temen yang lainnya". Ucap Reina yang baru duduk dimeja makan.

"Kenapa gak kakak aja sih yang nganterin".

"Gak papa kak lagian Reina gak langsung kebandara tapi jalan dulu sama yang lainnya".

"Na, kamu beneran mau pindah sekolah".

"Iya kak, Rencana Reina udah bulet".

Reina dapat melihat raut wajah kakaknya yang tengah murung.

"Lagian nanti Reina tinggal dirumah bang Devan kakak juga ".

"Semoga aja".

"Kak Vita jangan kawatir Abang bakal ngurus tentang perjanjian kontrak itu kakak bakal bebas dan kita bakal tinggal bareng". Ucap Reina dengan senang. Tapi Vita hanya membalasnya dengan senyuman.

"Kak, Reina peratiin kakak kayak murung gitu".

"Enggak kok kakak gak murung". Dalih Vita yang membuat Reina semakin curiga.

Reina curiga kalau Vita telah menaruh hati pada suaminya itu."Kak, kalau mau ngomong sesuatu ngomong aja sama Reina". Reina menggenggam kuat tangan kakaknya itu.

"Apaan sih kamu kakak gak papa kok".

"Beneran gak ada yang mau kakak omongin gitu keReina".

"Beneran gak ada".

Reina tersenyum dan langsung memeluk Vita erat."Kak, kalau terjadi sesuatu kekakak Reina mau orang yang pertama kali tau itu Reina. Kak Vita ingat jangan pernah ngorbanin kebahagiaan kakak lagi demi Reina. Cukup kak, Reina gak mau liat kakak sakit lagi". Reina mengucapkan semuanya dengan tangis yang terus keluar.

Vita tersenyum hangat mendengar ucapan Reina. Vita memegang pipi Reina menghapus air mata adik terkasihnya itu."Udah jangan nangis lagi bedak kamu jadi keapuskan".

LOVE/HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang