Benci sama cinta itu beda tipis
⚠️[AREA 18+]⚠️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Doyong Nct as Dion Arya Delvano
Jungwo Nct as G. Julio Argantara
Dita Sn as Devita Safira Ayuna
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak terasa kandungan Sinta dan Vita telah memasuki usia 7 bulan. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama. Kerumah sakit pasti selalu bertiga dengan Mertuanya Walau Sinta masih merasa Julio bersikap dingin kepadanya. Bahkan mertuanya sendiri sering membeda bedakan dirinya dengan Vita.
Pernah waktu itu Sinta masih hamil muda. Ia pengen sekali makan mangga. Sinta menyuruh Julio untuk membelikannya. Namun Julio beralasan dia sedang fokus bekerja siapa yang mau pergi tengah malam hanya karena mangga.
Besoknya Sinta ngeliat Ibu mertuanya mengupas mangga ia pengen sekali memakannya. Sinta akhirnya memberanikan diri untuk minta. Ibu mertuanya memberikannya mangga itu dan menyuruhnya mengupas sendiri sedangkan Vita yang baru turun dan kedapur.
Malah langsung dikasih mangga yang sudah dikupas. Ditiap malam Sinta hanya bisa menangis. Belum lagi saat Sinta mengalami kejadian yang hampir bikin dia kehilangan bayinya bukannya perhatian yang didapat dari mertuanya malah ia diomeli habis-habisan. Untuk saja ada Vita yang selalu nguatin dia. Belum lagi Julio yang suka meminta haknya dan bermain kasar.
Angin malam mengenai rambut Sinta yang tergerai indah. Balkon rumah lah yang sering ia tempati jika waktu malam telah datang. Tempat inilah dapat membuat Sinta tenang. Melihat ribuan bintang diatas adalah hobynya sekarang.
Sinta mengelus sayang perutnya sambil berucap."Nak, kamu kalau udah besar jadi anak yang kuat yah". Satu tetes air mata mengalir dengan sendirinya.
"Sebentar lagi kamu bakal liat dunia, tapi kayanya mama gak bakal bisa nemenin kamu".
"Arkh". Sinta dapat merasa respon dari anaknya yang tiba-tiba menendang.
Sinta langsung mengelus perutnya."Gak boleh gitu sayang, jangan ngambek sama mamah".
Ucapan Sinta terhenti saat ia mendengar suara pintu terbuka. Dengan cepat ia menghapus air matanya dan masuk kedalam kamar.
"Mas Julio udah makan". Ucap Sinta. Julio hanya membalas dengan deheman.
Sinta mendekat kelemari dan mengeluarkan baju tidur untuk Julio.
"Aku udah siapin air Mas Julio tinggal mandi". Julio hanya melihat Sinta sekilas lalu masuk ke kamar mandi.
"Mas Dion liatkan perut aku gerak". Ucap Vita ia memperlihatkan perutnya kepada Dion. Mereka berdua tengah mandi bareng itu semua kemauan Vita.
Dengan Gemas Dion mencium perut Vita yang sudah membesar. Mereka sedang duduk berhadapan didalam bathup. Dion mencubit gemas pipi Vita yang lumayan berisi.
"Kamu makin imut tau".
"Sakit mas".
"Sayang, boleh gak Aku ngunjungin adek bayinya". Ucap Dion ia keluar dari bathup dan duduk mendekat ke Vita. Ia memeluk manja Vita dari belakang.
"Kangen tau terakhir kali 2 bulan yang lalu".Ucap Dion sambil mengelus pelan perut Vita.
"Soal ginian aja mas Dion ingat coba kalau aku mau..."
"Yang, mas pengen banget lo ini kamu sih ngajakin mandi bareng".
"Itu bukan kemauan aku yah tapi dedek bayinya".
"Berarti dedek bayi juga pengen dong Papahnya berkunjung".
"Mas Dion...". Vita mengalihkan tangan Dion yang mau masuk kedalam cdnya.
"Boleh yah". Vita ngeliat Dion yang memang sih Vita udah ngerasa sesuatu mengenai pantatnya dari tadi.
"Tapi pelan yah Mas".
"Disini atau dikamar".
Vita terbangun dari tidurnya karena pergulatan panasnya tadi malam membuat ia bangun kesiangan.
Vita melihat jam."Astaga". Ucap Vita saat dia melihat hampir pukul 10 ia bangun.
Dion pun sudah tak ada di sampingnya. Mungkin suaminya itu telah berangakat kerja.
Vita mencoba berdiri dan mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi. Ia merasa sangat lengket.
Selesai Vita mandi ia keluar dan langsung mengusap rambutnya dengan handuk.
Vita duduk dimeja riasnya. Ia bercemin melihat wajah yang sudah sangat tembem.
"Ya ampun aku gendutan banget". Vita melirik perutnya.
"Mamah udah gak sabar banget ngeliat kalian". Ucap Vita sambil mengelus perutnya. Vita sangat bersyukur saat ia tau kalau tak hanya satu yang ada diperutnya melainkan dua. Yang membuat Vita tambah bahagia anak yang ia kandung berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Tok...tok..tok
"Mbak Vita aku Sinta Mbak".
"Tunggu bentar yah". Vita langsung berdiri mengambil baju dan memakainya.
"Lama yah kamu nunggu".
"Enggak kok mbak, ini aku bawain makan". Sinta memberikan nampan berisi makanan.
"Ya Ampun, kamu gak perlu repot-repot segala bawaain aku".
"Enggak kok tadi dibawain sama mbok inem".
"Sinta, are you okey". Vita dapat melihat raut kesedihan dari wajah Sinta.
"Gak papa kok mbak, aku baik-baik aja".
"Sini masuk temenin mbak makan yah". Vita merangkul Sinta masuk kedalam kamarnya.
"Kita nonton apanih, nonton drakor aja kali yah biar anak-anak kita nanti mirip sama aktornya".
"Emang bener mbak".
"Kalau kata orang dulu apa yang bikin kita suka liat orang anaknya bisa mirip sama orang yang kita suka".
"Wah, kalau gitu nonton the penthouse aja mbak aku mau anak ku nanti mirip baerona dia cantik banget".
"Kamu juga nonton flim itu".
"Iyak mbak, tapi kayak sekarang bukan waktu yang pas buat nontonnya".
"Bener yang kamu bilang kita nonton yang lucu-lucu aja". Vita mencari flim yang bisa bikin mereka ketawa.
Suasana kamar itu menjadi menyenangkan Vita dan Sinta menghabiskan separuh waktunya didalam kamar menonton flim.
Vita tak tau sedari tadi hpnya memunculkan notifikasi pesan
+628xxxxxxxxxx |Teruslah tertawa dan bahagia sebelum semuanya sirna |Kau masih ingat tentang pembunuhan ayahmu |Apakah suamimu telah memberikanmu jawabannya |Kalau mau tau tanyakan pada suami tercintamu itu