23*

165 22 6
                                    

Percayalah ama gue disini gaada adegan uwuan. Kalau adapun pasti ada penghancurnya 🙂🔫

***

"Tenda selatan udah kosong kan?" Yuna penanggung jawab acara teriak dari depan aula.

Para panita sih cuma bersihin sedikit sampah yang berserakan. Untuk alat-alat itu ya di urus kelasnya sendiri lah. Masa iya panitia. Pegel atuh.

"Woy! Kursi drum kok ilang si? Perasaan waktu perfom masi ada?" Eric di atas panggung garuk garuk kepala.

Samuel (lagi?) langsung aja gas ke tempat Eric. Dan bener aja ilang.

"Katanya tahun kemarin yang ilang box makanan. Sekarang kursi drum. Sinting beneran tu yang nyolong!" Yunmin di bawah sana lagi angkutin pot bunga gede geleng geleng.

"Besok liat cctv nya. Gampang lah masalah kursi bisa gue beliin. Samuel tuh," Samuel nepuk pundak Eric dan ngasi finger heart maksudnya banyak duit gitu.

Oke beralih ke Haechan yang lagi lihatin Jee (kamu eakk) yang lagi nyapu deket mushola. Ya karena ini stand kelasnya jadi sapuin aja.

"Hyuk, SMA WV dimana si? Kok gue lupa," tanya Jee di tengah kesunyian malam. Ya karena malem dan stand jauh dari kerumunan.

Haechan yang merasa diajak bicara menanggapi dengan deheman.

"Itu sekolah gue. Eh kok manggil gue Hyuk? Lo tau nama asli gue?" Haechan mengangkat sebelah alisnya.

Jee yang sadar menepuk mulutnya pelan. Lalu tersenyum memberi alasan

"Hyunsuk. Iya gue salah ngomong. Gue kira lo itu Hyunsuk. Lagian banyak banget orangnya. Suka ketuker," Jee tersenyum canggung. Untung pintar cari alasan.

Setelah menit terakhir membersihkan stand serta kecanggungan antara mereka berdua. Jee menuju ke arah panitia lain. Seluruhnya sudah bersih tinggal beberapa misalnya tenda stand.

"Guys, gue pulang duluan ya. Kasihan itu yang nunggu," ujar Jee kepada mereka yang asik bahas cabe cabean sekolah.

"Ekhm sama mas crush nih. Mas Samuelnya dianggurin? Kasihan tuh dari tadi," Lia diujung sana melirik ke arah Jee dengan tertawa jahil.

"Apaan si lo lambe!" Samuel dengan kesal melempar tissue bekas ingusnya Eunbi.

"Tuh cemburu kan. Udah sono tembak," Lia makin menjadi. Untung aja ada Jihoon (W1) disebelah Lia. Jadi langsung tuh mulutnya dibekap sama Jihoon.

"Diemin aja tu dakjal. Gue besok ke rumah lo kok,"

"Sekalian bawain Martabak Sam! Kan mertua bakal luluh kalau dibawain itu," Yuna ikut ikutan.

"Udah sana gila lama lama kalau disini,"

"Yeuh ngusir. See u guys!" Jee menuju ke arah Haechan yang sejak tadi melihat kegaduhan. Ya beberapa dengar tentang 'kecemburuan seorang Samuel'

Dengan pd tingkat tingginya. Haechan gandeng tangan Jee. Dan melirik ke arah Samuel sebentar. Menandakan kalau dia menang di permainan kali ini.

Haechan sama Jee harus nyebrang dulu karena motornya diparkir luar sekolah. Soalnya tadi penuh banget parkirannya.

Jee sibuk lihat kiri jalan. Jadi karena sepi dia mau jalan aja. Yang bodohnya dia ga liat kanan ada mobil.

"Nunduk Jee!" teriak Haechan walaupun jaraknya deket.

Reflek Jee nunduk. Di pintu gerbang sekolah ada telur busuk yang awalnya mau dilempar buat Jee.

"Dakjal itu! Kenapa ga mati aja si! Eh tapikan gue suka sama dia. Harusnya yang mati si Jee!" kesal orang dalam mobil itu.

NCTTREASURE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang