Mohon maaf part agak panjang.
****
"Ey bang sini!" teriak Haechan antusias. Sambil melambaikan tangannya kepada Johnny. Namun ketika Johnny ingin menghampiri ditahan oleh sang wanita berambut hitam panjang itu.
"Kenapa?" tanya Johnny menatap wanita itu teduh. Sang wanita menggeleng tidak mau.
"Kamu takut ketemu sama anak kamu?" Lanjut Johnny disertai anggukan wanita itu.
"Asahi adik yang serumah sama aku bilang. Dirumah mereka kadang ngga akur sama kakak tiri mereka. Dan kadang mereka mendapatkan perlakuan tidak adil dari June suami kamu dulu,"
"Dia bukan suamiku lagi,"
"Bagaimanapun dia tetap suami kamu. Kalian belum cerai. June mengira kamu sudah tiada,"
"Yedam, teman dekat Jee dia pernah cerita sama aku. Jisoo selalu berlaku baik agar perhatian June bisa teralih. Dia memperlakukan Jee dan Jane dengan cara yang berbeda. Baik, tapi menurutku jelek. Tidak boleh melakukan aktivitas rumah. Misalkan menyapu, itu akan dilakukan kepada Jena dan Jina. Agar June menganggap kedua anakmu itu pemalas," jelas Johnny panjang lebar.
"Hai Kak. Siapa? Pacarnya bang Johnny?" tanya Jeno menunjukkan eye smilenya.
"Ayo kesana aja Bang. Ga pegel apa berdiri mulu," lanjut Jeno menarik tangan Johnny. Terpaksa wanita disebelah Johnny ikut bersama Jeno.
Jee dan Jane masih bingung. Saling tatap tidak percaya. Ini beneran kan?
"Ini beneran Mama Joy?" Jane memberanikan diri menatap wanita disebelah Johnny. Dalam hati Jane yakin bahwa 100000 persen itu Mamanya yang hilang 2 tahun yang lalu. Matanya masih memancarkan cahaya yang menurut Jane meneduhkan dirinya.
Joy, Ibu kandung dari Jee dan Jane telah kembali. Dia tidak pernah meninggalkan dua orang yang menurut beberapa orang kembar itu. Keluarganya masih lengkap. Ejekan teman SMP Jee dan Jane kembali berputar. Tentang mendapatkan ibu tiri galak. Dan anak piatu itu salah besar.
Tanpa dijawab dulu oleh Joy. Jee membuang tusuk sate yang dipegangnya dan memeluk Joy. Begitupun Jane.
"Maaaa kenapa ga bilang si sama kita kalau masih hidup!" Jane teriak sesenggukan sambil mengelap air mata yang hampir jatuh dipipinya. Seluruh orang yang ada di alun-alun mengalihkan atensinya menuju ketiga wanita itu.
Jeno dan Haechan saling lempar pandang. Seolah berkata 'kenapa'. Johnny tersenyum melihat pemandangan yang menurutnya mengharukan.
"Maafin mama ya. Mama belum bisa cerita,"
"Mama jahat amat si! Pokoknya harus cerita!"
"Kok lo bacot si Jane!"
"Napa nyolot lo? Ini beda drama tolol," Jane nampar pipi Jee yang agak merah. Namparnya ngga kasar-kasar banget si.
"Apapun alesannya. Mama kudu cerita sama kita!" Jee agak cemberut dan diangguki Jane.
"Ke tempat lain aja lah. Malu gue disini. Noh serasa jadi artis kita," Johnny menunjuk sekeliling menggunakan matanya.
"Di cafe gue aja deh. Udah tutup jadi sepi. Enak kalau cerita," lanjut Johnny.
"Sejak kapan lo punya cafe bang?"
"Ntar ah males gue ceritanya,"
Mereka ber-6 jalan ke cafe yang dimaksud. Tak jauh dari sini. Sekitar 400 meter mungkin. Untuk sate tadi udah dibayarin Johnny. Selama perjalanan yang awalnya Jane mau digandeng Jeno jadi ga jadi begitupun Haechan. Karena Jane dan Jee lagi kangenan sama Joy. Selama jalan rangkulan itu bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCTTREASURE (revisi)
Fiksi PenggemarProblematika kehidupan remaja yang tiada habisnya Friendship is still friendship