bismillah
Sehari kemudian Nafilah sembuh dari flunya.
Dan tiga haripun berlalu.Hari ini Nafilah hendak pergi ke rumahsakit yang setelahnya langsung kembali ke pondok. Check up keadaan kakinya.
"Gimana dok?" tanya Nafilah setelah dokter berjilbab itu memeriksa kakinya.
"Udah boleh di buat jalan, tapi jangan di buat lari"
"Kalo di buat olahraga boleh nggak?"
Dokter Dita diam." Menurutmu?" balas dokter tersebut dengan lirikan tajam.
Membuat Nafilah menelan ludahnya.Serem juga ternyata.
"Nggak boleh,dok,hehehe" jawab Nafilah dengan tawa canggung.
"Itu tahu, saya kasih kamu catatan biar kamu nggak lupa sama surat izin buat nggak ikut jam olahraga".Gadis itu mengangguk, menerima kertas yang diberikan dokter Dita.
"Yang nungguin kamu itu suami kamu?"
"Eh?..i-iya dok.. kok dokter bisa tahu?" tanya Nafilah seingat dia ia tak menceritakan apapun pada doketr di hadapannya itu.
"Rahasia" jawab dokter Dita dengan senyum misterius.
***
"Udah?" tanya Ahmad begitu Nafilah berjalan mendekat. Gadis itu mengangguk.
"Mau makan siang?"
Nafilah mengangguk.Mereka berdua berjalan menuju restoran terdekat. Nafilah diam selama perjalanan. Membuat Ahmad bertanya-tanya.
"Kamu kenapa? Pusing?" tanya laki-laki itu begitu mereka selesai memesan makanan dan mendapatkan tempat duduk.
"Enggak kok, Cuma capek gara-gara dengerin petuahnya doketr tadi" jawab gadis itu.
Ahmad tersenyum tipis mendengar jawaban Nafilah yang dibuat-buat itu.
"Emang banyak banget petuahnya?" gadis itu mengangguk.
"Banyak banget ngalah-ngalahin pidato kepala sekolah"
**
"Ke makam abi dulu ya mas" pinta Nafilah yang di sambut anggukan oleh Ahmad.
Sampailah mobil itu di depan gerbang pemakaman.Pasangan itu keluar dari mobil dan berjalan ke sebuah makam Sebelumnya Nafilah sempat membeli buket bunga di toko bunga dekat pemakaman.
"Mas duluan aja" ucap Nafilah setelah mereka membacakan beberapa surat.
Ahmad paham dengan maksud Nafilah. Tanpan banyak tanya laki-laki itu kembali ke mobil.
" Abi...apa kabar? Maaf aku baru bisa ngunjungin abi sekarang " ucap gadis itu setelah punggung Ahmad menghilang.
Gadis itu maenceritakan tentang hari-hari kemarin.Tentang kakinya yang kesleo. Tentang mbok Anjoe. Tentang Azka. Tentang keluarga Ahmad. Dan juga tentang...perasaannya.Semua ia ceritakan. Bahkan wajah sempat memerah membayangkan hal-hal manis yang pernah di lakukan Ahmad padanya.
Mungkin kalau Abi masih ada. Beliau pasti akan tertawa sambil mengacak-acak rambut Nafilah
Setetes air mata mengalir di pipi Nafilah yang cepat-cepat ia hapus. Ia tak mau terlihat sedih di depan Abi.
"Bi...makasih banyak, berkat abi aku bisa bertemu dengan seseorang yang tepat. Makasih banyak udah nitipin aku ke orang yang tepat. Maaf diawal aku nolak mentah-mentah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Hingga Akhir Nanti
RomanceCinta itu ibarat samudra luas yang penuh misteri dan ujian. Sementara hati kita adalah kapal yang sedang mengarungi samudera untuk mencari tempat singgah. Entah itu hanya sekedar pelabuhan atau pulau. Karena itu aku berharap kapalku sudah tepat saat...