Rumah Mertua (2)

417 32 11
                                    

holaaaa!!!welcome backkk di lapak berdebu iniii!!!!

faktor kelamaan nggak update.... bikin kemalasanku semakin menjadi-jadi :(((((

hehehe

Ada yang masih nugguin ? krik krik krik

ya udah g papa

akhirnya dengan semangat menggebu-gebu akhirnya kariku tergerak untuk ngetik

selamat menikmati *kenapa jadi kek makanan gini y?*

sebelumnya aku minta maaf karena ngaret banget dan kalo ada typo maklumi aja y

bismillah

Setelah sholat ashar, Nafilah kembali sibuk bermain dengan 2 adik iparnya itu. Tapi kali ini ada umma yang menemani. Walaupun beliau hanya duduk sambil membaca buku.

Tok!tok!tok! Ketukan pintu menghentikan gerakan tangan Nafilah. Gadis itu otomatis bangkit -mengingat kebiasaanya di rumah ketika ada yang mengetuk pintu maka tugas Nafilah adalah menyambut-.

"Umma aja yang buka, kamu duduk aja" interupsi Umma sambil beranjak dari duduknya.

Nafilah hanya mengangguk dan kembali bersenda gurau dengan Sahla.

"Naf!" gadis itu menoleh, ia melihat Umma masuk bersama dengan seorang ibu paruh baya.

"Kenapa ma?"

"Ini mbok Anjoe, beliau mau ngurut kakimu yang keseleo, mbok Anjoe ini Nafilah menantu saya"

Nafilah memasang senyum ramah dan menyalimi ibu tersebut.

Kemudian Umma menggiring Nafilah dan Mbok Anjoe masuk ke dalam kamar tamu. "Lho kak naf mau kemana?" tanya Sahla menahan tongkay Nafilah.

"Kakak mau di obatin dulu, kamu main berdua dulu ya"

"Yaaaah, nggak seruuuu"

"Ih Sahla manja banget! kasihan kak Nafilah, udah sini main" Faza menyeret tangan Sahla agar tak menghalangi Nafilah.

"Kan aku masih mau main!"

"Main berdua sama abang dulu, kak Nafilah kan mau di obatin, nanti kalo kak naf tambah sakit gimana? ntar kamu nggak boleh main sama kak naf lagi lho"

Sahla langsung menggembungkan pipinya kesal ketika mendengar ancaman Faza. "Mhmmh iya deh"

Nafilah tersenyum kecil melihat interaksi dua anak itu.

***

"Celananya mbok gulung ya" izin mbok Anjoe setelah Nafilah menyelonjorkan kakinya di atas kasur.

Dengan hati-hati mbok anjoe menggulung celana. Memperlihatkan pergelangan kaki gadis itu yang memerah.

"Kaki yang satunya lagi di gips jadi nggak usah mbok urut ya" Nafilah mengangguk. Mengingat  ia jatuh cuku fatal sehingga tulang pergelangan kaki bagian kiri sedikit bergeser sementara yang kanan sepertinya hanya keseleo biasa.

"Berarti kamu istrinya Ahmad ya?"

Nafilah mengangguk. Mbok Anjoe mulai mengurut.

"Umur berapa? kamu keliatan masih muda banget?kuliah ya?"

"Ah enggak mbok, aku masih SMA, umurku masih 17"

"Wah, masya allah! ckckck Ahmad tu diem-diem ngincernya.....yang masih muda-muda"

Bersamamu Hingga Akhir Nanti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang