بسم الله الرحمان الرحيم
Bahagia. Nikmat anugrah karunia semesta.Kruyuuuuk! Tiba - tiba Nafilah terbangun karena lapar. Ia belum makan sejak siang dan sekarang perutnya memprotes minta di isi. Nafilah duduk sebentar di pinggir ranjang.
' ck! Perutku nih nggak bisa di ajak kompromi! Haaaah .....untung kemarin sempet beli mie instan! Bikin aja deh' akhirnya gadis itu menyerah. Ia bangkit dari duduknya, mengikat rambutnya. Nafilah melihat jam di atas nakas. Jarum jam menunjukkan pukul 12.00 . Ia menggelengkan kepala pelan.
'ya Allah ,aku baru tidur satu jam ternyata, perut, perut kalo udah paper kayak gini nih' Nafilah menepuk perutnya pelan. Gadis itu segera memakai jilbabnya dan keluar kamar.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat barang-barang di atas meja belajar. Ia berjalan mendekat.
" Ini maharku?" Dia memegang sebuah kotak hitam kecil. Di bukanya pelan-pelan. Begitu kotak itu terbuka, gadis itu membeku.
Matanya menatap cincin emas berhias berlian itu.
' sederhana....tapi elegan' puji Nafilah. Lalu pendanaan matanya berpindah pada seperangkat alat sholat yang di hias indah.
'ini apa?' tanyanya heran saat memegang sebuah kotak hitam berbentuk persegi panjang. Dia menekan tombol yang berada di bagian tengah permukaan benda itu.
Ctik! " A'udzubillah...." Tiba- tiba terdengar suara orang mengaji dari benda itu. " Oooo....perekam suara to, maharku hafalan qur' an ya? Ini suara ustadz Ahmad? Kok kayak suara pemuda Al fath' ya?" Gadis itu bergumam sendiri.
" Ah! Bodi lah ngapain juga dipikirin!" Omel Nafilah pada dirinya sendiri, ia meletakan kembali perekam suara itu dan bergegas keluar kamar.
***
" Emang ya nangis itu bikin lapar" kata Nafilah. Ia meletakkan mangkuk yang masih mengepulkan asap di atas meja belajarnya.
Plak!" Lah sendoknya ketinggalan" kata Nafilah menepuk jidatnya pelan. Dia bergegas keluar kamar dan kembali ke dapur.
Sebelum ia melangkahkan kaki masuk kembali ke kamar. Sayup- sayup terdengar suara mengaji dari ruang tamu.
Gadis berjilbab abu- abu berjalan mendekati tirai pembatas. Disimaknya bacaan Qur'an itu.'masha Allah! Inikan suara pemuda Al-Fath?!' seru Nafilah.Gadis itu mengintip dari balik tirai. Retinanya menangkap ustadz Ahmad tengah memegang mushaf duduk di sofa. Punggungnya menyandar di sofa sementara bibirnya terlihat berkomat-kamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Hingga Akhir Nanti
RomanceCinta itu ibarat samudra luas yang penuh misteri dan ujian. Sementara hati kita adalah kapal yang sedang mengarungi samudera untuk mencari tempat singgah. Entah itu hanya sekedar pelabuhan atau pulau. Karena itu aku berharap kapalku sudah tepat saat...