بسم الله الرحمن الرحيم
Kepadamu, mungkin aku mengucap rindu dengan cara berbisik
Tapi kepada penciptamu, aku sering mengucap rindu secara berisik
-Sdavincii-Pagi menyingsing. Sang mentari disambut dengan kicau burung. Semua terlihat ceria hari ini. Menghapus badai yang telah berlalu.
Di halaman belakang sebuah rumah. Tampak seorang gadis tengah asyik menyirami bunga-bunga kesayangannya.
"NAF!" Panggilan itu berhasil menginterupsi kegiatan sang gadis. Gadis itu segera meletakkan alat penyiramnya dan bergegas ke arah suara.
" Iya mi, kenapa?" Tanya gadis itu. "Ayo bantu ummi masak!" Perintah sang ibu. Gadis itu mengangguk dan segera bergabung di dapur.
***
Tak!tak!tak! Suara pisau bergema di dapur. Nafilah memasang wajah serius saat memotong objek di depannya.
" Naf..." Panggil ummi lembut. Nafilah menoleh." Kapan kamu balek pondok?" Lanjut beliau. Gadis itu menghentikan kegiatan memotongnya.
Ia memperhatikan umminya yang tengah mengaduk kuah. " Emang ummi nggak kesepian ntar kalo naf balek pondok?" Tanyanya penasaran.
" Kesepian sih iya, tapi nggak pa pa, ummi niatnya mau cari pembantu" jawab ummi tanpa mengalihkan fokusnya. " Hah? Pembantu? Siapa emang mi?" Tanya Nafilah heran.
" Itu Mpok ma'i yang tinggal di ujung komplek"
"Lho Mpok ma'i nggak kerja di pabrik sepatu lagi?"
" Baru-baru ini resign.....karena terlalu sibuk kasihan anak sama suaminya...boleh?"
"Ya bolehlah....biar ummi ada temennya juga"
" Terus kamu kapan mau balek pondok?" Pertanyaan ummi kembali ke topik awal
' yah, dibahas lagi deh, padahal tadi udah di hindarin'
" Ngggg...." Nafilah berusaha mencari jawaban yang tepat.
" Kamu harus segera kembali ke pondok naf, selesaikan amanat kamu di sana. Syukur-syukur bisa dapet universitas yang bagus. Terus....cepet punya anak biar ummi nggak kesepian" goda ummi pada anak gadisnya itu.
"IIIIIIIH! UMMIIIII! Kok malah mbahas itu siiiiin?!" Balas Nafilah dengan muka bak kepiting rebus.
" Lho memang kenapa? Katanya nggak mau liat ummi kesepian.....kasihan Ahmad Lo kalo kelamaan" belum puas juga beliau menggoda Nafilah
" UMMI!" Teriak gadis itu sekali lagi. Sementara Ummu tertawa keras melihat reaksi Nafilah.
Ummi dan Nafilah tidak menyadari bahwa Ahmad mendengarkan percakapan mereka. Daaaaan.....pipinya ikut memerah.
***
" Kamu besok sore saya antar ke pondok ya" kata Ahmad ketika mafilah menyambutnya sepulang dari masjid. Gadis itu mengangguk.Jadilah malam itu Nafilah sibuk membereskan barang-barang nya untuk kembali ke penjara suci bernama pondok.
Walaupun berat hati karena ia masih dalam tahap kehilangan. Tapi ia tahu diri, ia harus menahan ini semua demi amanat. Ya, amanat menuntut ilmu yang memang sudah menjadi tugas setiap muslim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Hingga Akhir Nanti
RomanceCinta itu ibarat samudra luas yang penuh misteri dan ujian. Sementara hati kita adalah kapal yang sedang mengarungi samudera untuk mencari tempat singgah. Entah itu hanya sekedar pelabuhan atau pulau. Karena itu aku berharap kapalku sudah tepat saat...