بسم الله الرحمان الرحيم
Tempat terkekangnya keinginan hati bernama nafsu
Nafilah menghentikan langkahya saat dirinya tiba di depan sebuah gapura yang bertuliskan 'SMAIT AL FARABI'. Ditatapnya lamat-lamat gapura itu. 'abi....naf janji akan menjadi santri yang baik dan berakhlaqul karimah...naf berjanji nggak akanmengecewakan ummi....abi...ustadz Ahmad....umma...juga Abah....naf rindu abi....tunggu mahkota kemuliaan dari naf ya bi!'. Tes! satu bulir air mata gadis itu menetes.
TIIN! suara klakson mobil membuat gadis itu cepat -cepat menghapus air matanya. Nafilah menoleh. Jendela mobil bagian penumpang terbuka. Menampakkan wajah seseorang yang sangat familiar. Itu adalah Ustadzah Reihana mudir pesantren SMAIT Al Farabi.
"Duluan ya mbak" sapa Ustadzah Reihana ramah. Nafilah menanggapinya dengan senyuman dan anggukan ramah. Setelah itu mobil melaju memasuki area pesantren.Nafilahpun ikut berjalan masuk dengan berkata 'bismillah' dalam hati.
Begitu kakinya melangkah masuk ke dalam gedung asrama. Anak-anak mengerubunginya, semuanya mengucapkan belasungkawa. Bahkan adik kelas 10 yang kebanyakan tidak ia kenal pun memeluknya. Nafilah hanya membalas dengan senyuman. Padahal dalam hati ia mati-matian menahan tangis.
Nafilahpun meneruskan langkah kakinya menuju lantai 3, tempat kamarnya berada. Begitu ia masuk kamar. Teman-temannya berteriak histeris. Mereka memeluknya bergantian.
Setelah penyambutan kecil-kecilan dari teman-temannya (bahkan anak kamar lain pun datang). Nafilah membereskan barang-barang yang ia bawa dari rumah. Setelah semua beres, netra gadis itu terpaku pada mp3 yang dulu menjadi maharnya.
senyum tipis terukir di bibrnya, karena teringat sebelum ia kembali ke pondok ia memaksa ahmad agar merekamkan bacaan surat Al Kahfi, Ar Rum, dan Ar Rahman. Bahkan ia haru smemohon-mohon cukup lama agar laki-laki itu mau merekam suaranya. 'dasar es kutub!' umpat nafilah ketika teringat kejadian itu.
Gadis itu kembali meletakkan mp3 di lemari bagian buku-buku. Lalu gerakannya terhenti saat melihat tangan kanannya, tepatnya bagian jari manis. 'Ah....kayaknya aku harus melepas cincin ini' kata gadis itu pada dirinya sendiri. Kemudian ia melepas cincin itu dan meletakkannya di dalam kotak cincin. Nafilah meletakkan kotak itu di belakang buku-buku pelajaran.
beberapa hari ini nafilah di sibukkan dengan mengejar ketertinggalannya selama seminggu kemarin. Apalagi sebentar lagi UTS dimulai. jadi ia sering bola-balik ke kantor guru untuk mengumpulkan tugas dan ulangan susulan.
"Haaaah.....otakku capek sekaliiii...."keluh gadis berjilbab putih itu."Habis ngapain emang?" tanya Nasywa, duduk disamping Nafilah. " Abis apalagi? ulangan susulan lah! matematika pulak!" nafilah meletakkan kepalanya di atas meja, lesu. "udaah...yang penting sekarang udah selesai...heh naf duduk yang bener! ustadznya udah mau masuk! kamu mau suruh keluar lagi?!".
Begitu tahu yang di maksud adalah ustadz ahmad, gadis itu lamgsung menegakkan badan. " untung aja seminggu kemarin ustadz ahmad izin nggak masuk, jadinya kamu nggak ada tugas fisika" kata nasywa. "iya untung aja" balas nafilah pura-pura tidak tahu alasan guru mereka itu izin.
'ustadz ahmad nggak bakal aneh-aneh kan? haduuuh kok aku jadi deg-degan gini sih?!'. Nafilah menundukkan kepalanya saat salam seseorang yang sedang berada di pikirannya terdengar. nyatanya prasangka nafilah meleset. ahmad tak berubah sama sekali. tetap dingin seperti biasa.
Bahkan laki-laki itu tidak menatapnya sama sekali. Benar-benar tidak berubah.Seperti kejadian seminggu lalu tak pernah terjadi. Nafilah menjadi malu sendiri dengan pemikirannya tadi. 'apaan coba naf ! tuhkan ustadz aja biasa-biasa aja! kamu aja yang baperan! udah ayo fokus belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Hingga Akhir Nanti
RomanceCinta itu ibarat samudra luas yang penuh misteri dan ujian. Sementara hati kita adalah kapal yang sedang mengarungi samudera untuk mencari tempat singgah. Entah itu hanya sekedar pelabuhan atau pulau. Karena itu aku berharap kapalku sudah tepat saat...