Pengajian

474 26 6
                                    

بسمالله الرحمن الجسم

Apa yang terjadi dalam hidup kita , mau kita suka atau benci. Percayalah kawan, itulah yang terbaik

***

     "Naf! Ayo bangun! Sholat!" Suara nyaring ummi membangunkan Nafilah. Gadis itu segera bangun, berwudhu, dan berangkat ke masjid.

    Senyum Nafilah mengembang saat teringat peristiwa tadi malam. " Kenapa naf? Kok mukamu bahagia banget" tanya ummi sepulang dari masjid. " Gak pa pa " mencoba menetralisir raut wajahnya." Pagi ini jangan lupa ikut rewang  lho" ummi mengingatkan. Nafilah mengangguk.

   Jadilah pagi  hingga menjelang dzuhur, gadis pondok itu membantu para ibu- ibu menyiapkan pengajian nanti. Sebenarnya Nafilah heran pengajian ini di selenggarakan dalam rangka apa, padahal tidak ada perayaan Islam dalam waktu dekat. Tapi Nafilah menyimpan keheranannya dalam hati.

   Sehabis Dzuhur nafialah meminta izin pada umminya untuk pergi ke toko buku. " Iya boleh, tapi nanti jam 16.00 jangan lupa ke masjid loh" kata ummi. " Iya mi" jawab Nafilah." Sama ini baju, buat kamu pake nanti jangan lupa bawa kamera buat dokumentasi" lanjut ummi sambil memberikan sebuah kotak persegi panjang. Nafilah menerima kotak itu dan segera bersiap-siap.

***

  Pukul 14 .30 Nafilah sudah kembali ke rumah. Dibukanya pintu rumah lalu dia melihat ada post it kecil berisi pesan dari ummi tertempel di balik pintu.

Isi post it itu hanya pengingat agar Nafilah segera ke masjid. Gadis itu langsung mandi. Selesai mandi  ia mengganti bajunya dengan baju yang tadi di berikan umminya. 'lho ini bajunya.... Bagus baget'  puji Nafilah saat baju itu sudah melekat di tubuhnya.

   Baju yang ia gunakan berupa gamis kebaya berwarna baby blue. Dari pinggang hingga kaki ada brokat berwarna Dongker dgn belahan di tengah.

   Begitu gadis itu merasa penampilan nya sudah rapi ia segera mengalungkan kamera kesayangan nya dan mengambil sepatu pull and bear nya yang berwarna putih. Begitu ia mengunci pagar gadis itu segera berangkat ke masjid Al - Ghifari.

***

   "Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatu" begitu kaki Nafilah menyentuh teras masjid pengisi kajian sudah menutup kajiannya. 'lho kok udah selesai kajiannya bukannya jam 16.00 baru mulai ya?'  Nafilah bertanya- tanya dalam hati.

   Akhirnya ia membuka gawainya dan menulis pesan singkat untuk umminya.

Mi kok pengajiannya udah selesai sih?
Send✓

Tanya Nafilah

Bentar acaranya habis ini kok
Read✓
Siap-siap
Read✓

    Nafilah segera mencari posisi dibelakang barisan penonton dengan sudut angle yang bagus. " Rombongan mempelai wanita dipersilahkan masuk" kata MC. ' lho ada akad nikah to? Siapa ya?' tanya Nafilah dalam hati. Ia tak sempat melihat rombongan mempelai wanita karena sibuk dengan kameranya.

   " Mempelai pria di persilahkan masuk" kata MC. Nafilah melihat sosok pria yang ia kenal memakai jas Dongker masuk. " Lho itukan ustadz....." Belum selesai Nafilah menyeletuk. Dia melihat abunya masuk di belakang pria itu bersama beberapa orang yang tidak ia kenal.

   ' kok ada Abi? Pake jas pulak?' batin Nafilah. Tiba - tiba abinya duduk di hadapan laki- laki berjas biru Dongker itu lalu menjabat tangannya.

    Mata Nafilah terbelalak. Di otaknya muncul prasangka.' i..i..ini nggak mungkin kan?'  gadis berjilbab biru mundur satu langkah matanya masih terpaku menatap abinya.

  " Saya nikahkan dan kawinkan putri saya Sophia nisrina Nafilah binti Abdul Ghofur dengan Ahmad Lazuardi El rahman bin Ahsan Ramadhan dengan maskawin seperangkat alat sholat dan bacaan surat Al fath' di bayar tunai" kalimat tegas dari abinya menjadi cambuk bagi Nafilah.

  Mata gadis itu sudah basah oleh air matanya. Nyeri di dadanya semakin sakit. Kakinya lemas seketika. Tapi ia paksa. Nafilah segera berlari menjauh dari masjid.

   Gadis itu berlari sekuat tenaga dengan air mata terus mengalir. Sayup - sayup ia mendengar." Saya terima nikah dan kawinnya  Sophia Nisrina Nafilah binti Abdul Ghofur dengan maskawin seperangkat alat sholat dan bacaan surat Al fath di bayar tunai" .

  Begitu Nafilah mengunci pintu kamar nya suara "SAH" terdengar. Menusuk -nusuk sanubarinya. Dengan lelehan air mata ia membuka chat room dengan Ikhwan yang ia kagumi. Lalu dengan tangan bergetar dan bahu naik turun ia mengetikkan pesan.

Afwan saya membatalkan ta'aruf dengan antum
Send✓

Gadis itu tak kuasa menopang tubuhnya. Lututnya sudah merosot kelantai.

Karena mulai hari ini saya sudah menjadi milik orang lain
Send✓

***

Alhamdulillah

Jangan lupa Al Kahfi

Jangan lupa vote

Aku sayang kalian❤️


  

Bersamamu Hingga Akhir Nanti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang