Happy reading 🙆
Sejak kandungannya menginjak 3 bulan moodnya benar-benar sangat berantakan. Beberapa hari yang lalu Fahri membentaknya sebelum pergi dan hal itu membuatnya menangis 2 jam lamanya setelah itu ia menonton kartun yang membuatnya tertawa lepas hingga sakit perut.
Setiap Fahri berada di rumah pria itu selalu merokok, padahal Mona sudah memberi kode dengan batuk-batuk tetapi Fahri memilih tidak peduli, hal itu yang paling dibenci Mona.
Mona menatap lurus mobil Fahri yang baru saja keluar, ia menutup kembali gerbang lalu masuk ke dalam rumah.
Apa salahnya jika menyuruh Fahri untuk kerja? Selama hampir sebulan lamanya Fahri hanya bersenang-senang dengan temannya, pria itu hanya mementingkan kesenangannya sendiri.
Mona masuk ke dalam kamar dengan mata berkaca-kaca, sekali kedip maka air matanya akan jatuh, perempuan itu cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh wajahnya.
Saat lihat tampilan dirinya di cermin Mona mengasihani dirinya, tampilan dari luar dia terlihat biasa-biasa saja bahkan berat badannya bertambah namun luka di dalam hatinya ternganga lebar, setiap perlakuan Fahri kepadanya membuat luka di hatinya itu semakin melebar.
Mona duduk ditepi kasur ia menundukkan kepalanya, tangisnya pecah seketika. Hidupnya semakin berantakan sekarang, dari bayi Mona sudah menderita ia dibuang di panti asuhan oleh orang tua kandungnya.
"Hiks..., apa aku diciptakan untuk menderita terus?"
"Kenapa harus aku? Hidupku udah berat dari dulu!" Mona menangis tersedu-sedu.
******
Hari ini Mona akan check up, namun sebelum ke rumah sakit ia singgah dulu di toko emas.Sebelum menginjakkan kakinya ke dalam tokoh Mona kembali meyakinkan diri bahwa langkah yang diambilnya ini sudah benar. Barang berharga satu-satunya yang ia miliki harus dilepasnya untuk keperluan pribadinya.
Setelah menjual kalung emas yang selalu bertengger di lehernya, kalung itu ia dapatkan setelah bekerja di kedai selama hampir 4 bulan lamanya. Mona tersenyum kecut saat keluar dari toko emas, menunggu ojek online yang dipesannya datang.
Sampai di rumah sakit Mona langsung mengambil nomor antrian, setelah mendapatkan nomor perempuan itu mencari tempat duduk yang kosong, nomor antriannya cukup besar akibat datang terlambat. Beberapa ibu hamil yang menunggu namanya dipanggil ditemenin suaminya dan ada juga yang ditemani orang tuanya, Mona mendesah pelan melihat semua itu.
Mertuanya sudah menawarkan diri menemani Mona namun perempuan itu menolaknya, selain karena tidak enak ia juga takut Fahri marah, Fahri melarang keras Mona menerima bantuan dari orang tuanya. Pria itu tidak mau dipandang rendah oleh orang tuanya sendiri, padahal dirinya memang pantas dipandang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Destiny [TERBIT]
RomanceBerawal dari kelulusan Fahri dan beberapa teman seangkatannya yang membanggakan di fakultas teknik, kelulusan itu langsung dirayakan di klub. Fahri terus dicekoki minuman keras hingga tak terkendali dan berakhir mabuk berat. Saat itu seorang perempu...