14. Mulai terbuka

59.8K 6.2K 107
                                    

Happy reading 🙆

Fahri sengaja meliburkan diri malam ini karena berencana menghabiskan waktunya bersama Mona, setelah hampir 5 bulan menikah dengan Mona ia belum pernah menghabiskan waktunya bersama perempuan itu. Fahri hanya ingin mengajak Mona keliling Jakarta malam ini, menikmati kuliner jajanan kaki lima, selama hampir 5 bulan menikahi Mona yang Fahri tahu tentang perempuan itu hanya sedikit salah satunya Mona tidak pernah banyak mau perempuan itu selalu menerima apapun yang ada.

Sekarang keduanya sedang berada di mobil, Fahri melaju mobilnya dengan kecepatan pelan agar Mona tetap nyaman dalam perjalanan, Fahri tersenyum tipis saat indranya menangkap Mona sedang mengelus perutnya yang kian membuncit.

Mona mengernyit heran saat mobil Fahri masuk ke kawasan rumah mama, namun perempuan itu memilih diam enggan untuk bertanya.

Fahri menghentikan mobilnya di rumah sebelah bukan di depan rumahnya, pria itu malas jika dilihat ayahnya, Fahri malas basa-basi dengan ayahnya itu.

"Mau kemana?" Tanya Fahri saat Mona hendak membuka pintu mobil.

Mona menoleh dengan tatapan bingung. "Bukannya kita mau ke rumah mama?"

Fahri sedikit lagi tertawa mendengar penuturan polos Mona, namun Farras tiba-tiba membuka pintu mobil belakang membuat tawanya yang hampir keluar itu sirna seketika.

"Lho Farras," heran Mona.

"Ayo kita keliling Jakarta malam ini," ucap Fahri sebelum menancap gas mobilnya.

Mona tambah heran tentunya, saat Fahri mengajaknya keluar pria itu tidak mengatakan apa-apa dan hanya menyuruhnya ikut, Mona yang tidak ingin ambil pusing ikut-ikut saja.

Sejujurnya Fahri ingin mengelilingi Jakarta hanya berdua dengan Mona, namun jika hanya mereka berdua Fahri tidak bisa membayangkan seawkard apa nantinya, karena itulah Fahri mengajak Farras karena adiknya itu akrab dengan Mona setidaknya bisa menghidupkan suasana.

"Kata mama teteh kemarin mau makan mangga. Kalau teteh mau bisa aku bawa ke rumah temanku dia punya pohonnya," sahut Farras.

"Nanti kalau aku mau lagi ya," balas Mona.

Sepanjang perjalanan Fahri memasang pendengarannya baik-baik tidak ingin melewatkan pembahasan mereka berdua.

"Kamu gimana sekolahnya?" Tanya Mona.

"Alhamdulilah makin susah teh," balas Farras cengengesan.

"Kalau naik kelas 12 makin sakit kepala kamu," kekeh Mona pelan.

Fahri tersenyum samar lalu menepikan mobilnya, saat melihat penjual kerak telor mangkal pria itu langsung singgah untuk membeli. Mona dan Farras ikut turun, keduanya berdiri di depan penjual kerak telor melihat prosesnya dibuat, sedangkan Fahri duduk di kursi plastik yang sudah disiapkan abang penjual kerak telornya.

"Mas suaminya?" Tanya abang penjualan kerak telornya menunjuk Farras.

Farras langsung cekikikan, "saya adik iparnya bang, kalau yang itu baru suaminya," Farras menunjuk ke arah Fahri membuat pria itu tersenyum canggung.

Abang kerak telornya langsung terkekeh canggung. Dilihat dari segi manapun Mona terlihat sangat cocok dengan Farras jika dibandingkan dengan Fahri yang lempeng, keduanya yang mulai kelelahan menunggu duduk di kursi kosong samping Fahri.

"Habis ini mau kemana lagi?" Tanya Farras ke kakaknya.

"Ngikut mau Mona aja," jawab Fahri datar.

Mona membulatkan matanya, "aku?" Fahri mengangguk.

"Mau kemana teh? Aku rekomendasiin angkringan yang bagus," sahut Farras semangat.

Wedding Destiny [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang