1. Pernikahan

91.8K 8.2K 356
                                    


Happy reading 🙆

Mona menatap pantulan dirinya di cermin besar, melihat penampilannya sekarang rasanya air matanya akan kembali meluncur bebas membasahi pipinya, kebaya modern melekat di tubuhnya bahkan sang perias pengantin pangling melihat penampilan Mona terlihat sangat anggun dan menawan.

Perias pengantin itu terus-menerus membicarakan betapa beruntungnya pengantin pria mendapatkan istri seperti Mona, mendengar hal itu Mona tertawa sumbang di dalam hatinya mengingat bagaimana kerasnya pria itu menolak, sejujurnya Mona tidak membutuhkan tanggung jawab pria itu jika saja hidupnya berkecukupan, mengingat untuk makan sehari-hari saja ia harus memutar otak apalagi ditambah ada bayi di kandungnya membuat Mona mau tidak mau harus berpikir realistis.

Mona menggenggam tangan Citra kuat agar wanita itu mentransferkan sedikit energinya, Citra mengangguk pelan menatap Mona dengan mata berkaca-kaca, kedua sahabat itu saling berpeluk erat seoalah tidak ada esok.

Fahri mengucap ijab Kabul dengan satu kali tarikan nafas, diam-diam Mona menggigit bibir bawahnya dan mencubit pahanya sendiri agar tidak menangis, ia harus terlihat baik-baik saja seperti ucapan Fahri kemarin.

Acaranya selesai jam 10 malam, Mona langsung dituntun masuk ke dalam kamar Fahri oleh kakak perempuan pria itu, semenjak Fahri memperkenalkannya dengan keluarganya setidaknya Mona tidak terlalu canggung.

"Santai aja kali nggak usah tegang gitu, aku nggak jahat kok," ucap kakak Fahri yang bernama Fina.

"Maaf ya kak harusnya ini nggak terjadi," Mona tidak enak hati ke keluarga pria itu, padahal yang korban disini adalah dirinya

"Jangan bicara seperti itu, harusnya aku yang minta maaf karena Fahri nggak bisa menghargai perempuan padahal dia punya kakak perempuan." Fina membawa Mona ke pelukannya, ia bersyukur keluarga Fahri menerimanya dengan baik.

"Habis ini kamu harus panggil aku teteh," Fina melepaskan dekapannya, "Fahri masih bicara sama teman-temannya, teteh tinggal dulu ya."

Setelah Fina keluar Mona menyapu pandangannya ke seluruh sudut kamar Fahri, kamar pria itu lebih luas dibandingkan kamar kostnya, mata Mona langsung fokus ke bingkai foto yang diletakkan di atas nakas tepat di samping vas bunga kecil.

Mona beranjak dari kasur lalu berdiri di depan nakas menatap bingkai foto itu dengan serius, wanita yang dirangkul Fahri itu sangat tidak asing di matanya bahkan saat matanya beradadu tatap di pelaminan tadi. Ia ingat sesuatu sekarang, wanita itu selalu muncul di Instagram khusus untuk perempuan tercantik di masing-masing fakultas, pantas saja wajahnya tampak tak asing.

"Perempuan yang fotonya kamu tatap itu perempuan yang hatinya patah karena pernikahan ini!" Ucap Fahri terdengar seperti bentakan namun suaranya dipelankan dan intonasinya sangat dalam.

Mona menelan ludahnya, pasokan oksigen di dalam kamar seakan kian menipis melihat Fahri menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.

"Perempuan itu menderita karena kamu!" Fahri menunjuk Mona.

Mona yang merasa disudutkan oleh ucapan Fahri itu meradang, harusnya yang marah disini adalah Mona bukannya Fahri yang hanya terima beres dan tidak menanggung malu. Mona disini sebagai korban yang lebih menderita lebih dari siapapun, bahkan di tempat kostnya ia digunjingkan Fahri mana tahu rasanya diperlakukan seperti itu.

Wedding Destiny [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang