16. Perempuan aneh

53.9K 5.6K 41
                                    

Happy reading 🙆

Setelah kejadian di mobil itu Mona terlihat sangat canggung padahal Fahri sudah bersikap biasa saja sesudahnya.

"Aku pulang tengah malam kamu kunci aja pintunya nggak usah nungguin aku pulang," ucap Fahri sebelum berangkat.

Mona yang sedang menunduk memainkan ponselnya mendongak menatap wajah Fahri, "iya," ucapnya kemudian kembali memainkan ponselnya.

Fahri menuju kafe tempatnya nyanyi, setelah jam setengah sebelas waktunya Fahri pulang tapi pria itu bukannya malah pulang ke rumah malah pergi bersama Ananta, diperjalanan pulang tadi Ananta menyuruh Fahri ke klub hal itu membuat Fahri langsung putar balik saat itu juga.

"Yang lain mana nih," ucap Fahri sambil high five ke Ananta.

"Si Bagas lagi ke toilet kalau Bima ada di lantai dansa." Lantas Fahri langsung menoleh ke lantai danse mencari keberadaan Bima, pria itu sedang berbincang dengan seorang wanita.

"Tumben banget jam segini lo nggak main perempuan," ujar Fahri meneguk alkohol yang dituangkan Ananta untuknya.

"Udah males gue, lo akhir-akhir ini sibuk banget jarang kesini lagi."

"Lo tahu lah kalau gue kerja di kafe buat bayar utang ke elo."

Ananta mematikan rokoknya kemudian memperbaiki posisi duduknya, "shit, jadi lo kerja cuman buat bayar hutang sama gue?"

"Iyalah anjing apalagi coba," cetus Fahri.

"Lah si anjing gue pikir buat istri lo, kalau soal hutang itu lo nggak usah bayar kan gue udah bilang berapa kali Ri," ucap Ananta, pria itu memang seringkali mengatakan soal hutang Ananta sudah mengikhlaskannya bahkan disaat hari dimana Fahri mengambil uang.

"Nggak enak lah gue."

"Santai aja kali, bagi gue uang segitu mah buat sehari doang," ujar Ananta meninggi, namun itulah kenyataannya.

Bagas datang dengan raut muka yang tak bersahabat, pria itu mendaratkan bokongnya dengan keras Ananta dan Sabian ngilu melihatnya. "Tuang ke gue cepetan!" Perintah Bagas menyodorkan gelasnya yang kosong.

"Lo kenapa sih jadi kesetanan gini?" Tanya Ananta selagi menuangkan alkohol kedalam gelas Bagas.

Bagas meneguknya dengan gerakan cepat. "Valen selingkuhin gue," ucap pria terdengar putus asa.

"Hah?"

"Lo jangan becanda bego," Ananta tentunya tidak percaya begitu saja, mengingat bagaimana bucinnya Valen ke Bagas bahkan perempuan itu sudah seperti security-nya Bagas.

"Gue serius, dia ada disini," ujar Bagas.

"Jadi? Lo diemin aja gitu?" Tanya Fahri.

"Ya gue harus gimana Ri, ngamuk-ngamuk nggak jelas?"

"Lo cuman diem-diem kayak gini Gas? Secinta itu lo sama Valen sampai segininya, gue dari dulu udah nggak srek sama pacar lo itu tapi lo-nya aja yang ngeyel," sahut Ananta.

"Kalau gue ngamuk sama aja gue nyakitin perasaan gue sendiri Nta," balas Bagas.

"Nggak jelas lo!" Kesal Ananta.

Bima yang melihat dari kejauhan sahabatnya sedang beradu mulut cepat-cepat menghampiri, dengan raut penasaran pria itu duduk disamping Fahri.

"Lo berdua kenapa sih?" Tanya Bima.

"Ini Bim si tolol udah tahu diselingkuhi masih aja tolol," jawab Ananta mampu membuat Bagas menoleh tidak suka.

"Ini siapa njing? Istri Fahri yang selingkuh?" Tanya Bima melirik Fahri yang dibalas pria itu dengan tatapan sengit, "oh bukan," lanjutnya terkekeh geli.

Wedding Destiny [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang