28. Piknik

37.5K 3.9K 28
                                    

Happy reading 🙆

Mona membuka pintu karena seseorang sejak tadi mengetuk pintu rumah.

"Cari siapa ya mbak?" Tanya Mona.

Mona mengernyit kala wanita yang berdiri kaku depan pintu itu menatap Mona dari atas sampai bawah hingga matanya fokus melihat perut Mona.

"Mbak?"

"E---eh, saya cari Fahri," ucap wanita itu terbata-bata.

"Mas Fahri baru aja keluar beli minuman, kamu ada keperluan apa ya sama Fahri? Biar kalau udah datang saya sampaikan," ucap Mona ramah.

"Nggak usah mbak saya cuman mau nanya soal instrumen lagu, kalau begitu saya pamit dulu ya."

Mona menatap wanita aneh itu dari melangkah keluar dari pekarangan rumah Mona hingga masuk kedalam mobilnya.

"Siapa sih tuh orang aneh banget," cetus Mona lalu kembali masuk kedalam rumah.

Mona menelpon Citra, Bima, Bagas, dan Ananta satu-satu menanyakan mereka sudah dimana. Mona sudah masak banyak sejak pagi tadi rencananya ia masak-masak untuk merayakan debut Fahri yang tinggal beberapa hari lagi.

Mona membuka pintu rumah dengan buru-buru saat mendengar suara mesin mobil berhenti di depan rumah.

Mona membukakan Ananta pagar, pria itu yang pertama sampai padahal Bima sejak tadi mengatakan sudah dekat terus tapi tidak datang-datang.

"Masak apa sih Mon wanginya sampai sini?" Tanya Ananta seraya melepaskan sepatunya.

"Sesuatu deh, kamu malah duduk di teras sih kenapa nggak masuk?"

"Tunggu yang lain aja Mon, nggak enak kalau cuman kita berdua aja di dalam rumah."

Mona mengangguk paham lalu ikut duduk di kursi samping tempat duduk Ananta. Keduanya diam saja hingga Bima datang bersama motor barunya, cowok itu memasukkan motornya di dalam pekarangan rumah.

"Motor baru nih," ucap Ananta.

"Oh jelas dong, hasil dari malak setahun nih," ucap Bima bercanda.

"Ayo masuk gue udah dari jalan mikirin makanan," ucap Bima masuk duluan.

Bima dan Ananta di ruang tengah sedang menonton televisi sedangkan Mona di dapur menyiapkan piring dan sendok, perempuan itu kembali memeriksa makanan yang sudah dimasaknya siapa tahu ada rasa yang kurang.

Kini semuanya sudah berkumpul, Fahri juga sudah datang dari membeli minuman beraneka ragam rasa.

"Kita makan di taman aja lah yok atau dipinggir-pinggir danau," sahut Bima.

"Dimana nah?"

"Di danau aja," sahut Bagas.

Mona mengangguk antusias, "seru juga tuh lumayan kan buat refreshing."

Para pria mengangkut semua makanan ke mobil Fahri sedangkan yang perempuan menyusun agar tidak tumpah saat diperjalanan nanti.

"Udah semua deh ini, minuman yang tadi gue beli udah lo ambil Bim?" Tanya Fahri.

"Udah."

"Siapa yang ikut mobil gue?" Tanya Ananta.

"Gue," balas Bagas.

"Gue ikut mobil Fahri." Ucap Bima.

"Lo Cit?" Tanya Ananta.

"Ikut mobil Fahri juga."

Diperjalanan Bima banyak mengeluarkan sisi kerecean dalam dirinya hingga suasana di dalam mobil menjadi jenaka, Mona bahkan beberapa kali menyeka sudut matanya karena merasa sangat terhibur hingga mengeluarkan air mata.

Wedding Destiny [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang