25. Uwuu

48K 4.3K 87
                                    


Happy reading 🙆

"MONAAA."

"Mona!"

"Sayang," teriak Fahri kesekian kalinya saat masuk kedalam rumah yang begitu sepi.

"Kemana sih tuh orang," Fahri mendumel seraya mencari Mona di berbagai sudut rumah.

Fahri membanting tubuhnya di atas sofa setelah capek mencari Mona bahkan ia sampai bertanya ke Andin kemana istrinya berada, tetapi Andin mengatakan tidak pernah melihat Mona sejak tadi pagi.

Fahri mengambil ponselnya lalu menelpon Mona tetapi nomornya tidak aktif. Satu-satunya tempat yang biasa dikunjungi Mona adalah rumah mama, Fahri beranjak lalu melangkah keluar rumah.

Setelah memastikan rumahnya sudah benar-benar terkunci Fahri menaiki mobilnya lalu melaju dengan kecepatan rendah, karena banyaknya anak-anak bermain di tengah jalan membuat Fahri harus pelan-pelan membawa mobilnya saat masih berada di gang rumahnya.

Fahri memarkirkan mobilnya di depan rumah mama, ia tidak begitu yakin Mona ada didalam saat mengingat Citra, Mona juga sering ke kost Citra tetapi ia tidak tahu alamat kostnya perempuan itu.

"Assalamualaikum."

"FARRAS BUKA PINTU DULU ADA TAMU." Mama terdengar berteriak dari dalam memanggil Farras padahal kamar adiknya itu jauh dari pintu depan.

Fahri tersenyum tipis kala Farras membukakan pintu dengan raut ditekuk, pasti adiknya itu sedang kesal sekarang.

"Kalau disuruh mama jangan marah-marah dong," sahut Fahri melalui adiknya.

"Siapa yang nggak marah kalau kamar dilantai dua disuruh bukain pintu," gerutu Farras.

Fahri menepuk bahu adiknya itu, "aku dulu juga sering disuruh-suruh sama mama."

"Mona ada disini?"

"Ada, Teteh Mona lagi di dapur sama mama," jawab Farras lalu kembali naik ke kamarnya.

Fahri mengulas senyumnya kala melihat Mona di dapur sedang memasak sesuatu, Fahri melangkah pelan agar istrinya itu tidak menyadari keberadaannya. Fahri memeluk Mona dari belakang seraya mengusap perut istrinya membuat Mona terkejut hingga hampir menjatuhkan daging sapi yang dipotong-potongnya.

"Mas Fahri bikin kaget aja!"

Fahri meletakkan dagunya di pundak Mona dengan tersenyum lebar, "kamu kenapa nggak bisa dihubungi sih bikin panik aja."

"Ponselku mati lupa aku charger semalam. Mas lepas ih nanti dilihat mama sama Farras."

Fahri mendesah kecewa, "iya nih dilepas."

"Nggak usah sok cemberut gitu."

"Kamu sih," ucap Fahri manja.

"Eh ada Fahri, kamu kapan datangnya?" Tanya mama yang sedang membawa wajan besar dari arah belakang.

"Baru aja ma, tadi pas aku pulang ke rumah istriku nggak ada aku pikir diculik setan ternyata disini," celetuk Fahri.

Mama membulatkan matanya. "Fahri! Istri kamu itu lagi hamil jangan bicara sembarangan deh!"

"Apaan sih ma percaya banget sama mitos," balas Fahri.

"Mama pukul wajan ya kamu!"

Fahri memutar bola matanya malas lalu melangkah menuju meja makan, ia duduk di kursi meja makan sambil membuka beberapa toples kue kering yang dibeli mamanya di pasar.

"Perasaan kalau aku kesini mama sama Mona selalu masak."

"Ya terus harus ngapain Fahri? Mama sama Mona harus yoga?"

Wedding Destiny [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang