SYALAND 31 - MYSTERIOUS

29 5 2
                                    

Hidup memang akan selalu dipenuhi dengan teka-teki. Jika tidak siap menerima semua, lebih baik tidak usah hidup di dunia.

***

Lihatlah itu, sebuah tempat yang dulunya sangat menenangkan jiwa, kini berubah menjadi seperti neraka. Bukan, mungkin hanya berlangsung sementara, tapi tetap saja menguji kesabaran bagi siapa saja yang melewati semua tahapannya.

Tak apa, ini semua hanya berperan sebagai pemanis dari kisah kehidupan seorang anak remaja agar tidak datar dan begitu-gitu saja. Tuhan Maha Adil, kamu harus selalu ingat akan hal itu. Tuhan selalu bisa mengendalikan alam semesta untuk bekerja sebagaimana mestinya.

Tentu saja setiap manusia akan berada pada titik terendahnya. Jangan khawatir, kamu bukan orang yang lemah, kamu hanya sedang merasa sedikit lelah. Menangislah, tidak masalah. Meski air mata melambangkan sebuah kesedihan, tapi melalui tangisan dan air mata seseorang juga bisa merasa lebih lega, dan lebih kuat dari jiwa yang sebelumnya.

***

Calista berjalan sendirian di tengah koridor laboratorium bahasa. Ia baru saja keluar dari perpustakaan yang berada sejajar dengan gedung laboratorium bahasa. Tak ada kegiatan spesifik yang akan dilakukannya. Calista sengaja berdiam seorang diri pada ruangan yang dipenuhi oleh buku-buku dan keheningan yang cukup menenangkan. Ia hanya sedang tidak ingin diganggu oleh teman-temannya, dan tentu saja pergi ke perpustakaan adalah sebuah pillihan yang sangat brilliant. Karena seperti yang kita tahu, Syaland lainnya memiliki sebuah keanehan, yaitu sangat membenci tumpukan tulisan.

Sangat hebat ketika Calista bisa bertahan dengan mereka, orang-orang yang sangat membenci hal yang begitu ia sukai. Tapi sudahlah, memang begitu kenyataan yang sudah dijalaninya selama ini. Tak ada gunanya juga memaksakan seorang Richo yang hanya suka bermain game online yang bernama Mobile Legend itu untuk menyamai hobinya, yaitu membaca.

Bukan apa-apa, hanya saja Calista juga sudah pernah mencoba untuk meracuni para Syaland agar menjadi manusia yang suka membaca seperti dirinya dengan cara meminjamkan buku-buku miliknya yang memiliki jumlah halaman tak lebih dari 100 itu kepada teman-temannya. Kebetulan sekali Richo mendapatkan buku dengan genre fantasi-horror, sebuah genre yang sangat disukai oleh Calista.

Jika Calista hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk menyelesaikan buku itu, maka Richo menghabiskan waktu hingga 2 minggu sebelum mengembalikan buku tipis milik Calista itu. Jika kalian berharap bahwa setelah itu Richo akan menjadi seorang yang kutu buku dan berinisiatif untuk meminjam buku-buku Calista yang lainnya, maka silakan buang jauh-jauh harapan tidak berguna kalian itu.

"Nih, Ta, buku lo." Richo menyerahkan buku itu kepada Calista.

Calista menerima buku itu sambil tersenyum senang. "Gimana, seru nggak ceritanya?" tanya Calista begitu gembira.

"Seru apanya, gue udah demen, tuh, lihat alien bawa samurai, eh tahu-tahu cuma mimpi, nggak becus yang bikin cerita." Jelas Richo sambil merungut.

Calista menaikkan sebelah alisnya, merasa sedikit aneh dengan penjelasan Richo, "Lo tahu, nggak, ada monster kepala belah terus orang-orang disekitarnya itu dibikin hilang ingatan, dia nggak cuma mimpi."

"Lah, mana gue tahu."

"Bukannya lo udah selesai baca?"

"Iya, gue baca awalnya dia dikejar sama alien bawa samurai terus gue lihat endingnya dia cuma mimpi, jadi malas gue lanjutinnya, kecewa gue."

Calista merasa geram setengah mati, "LO TOLOL BANGET, TAHU NGGAK? GIMANA LO MAU TAHU CERITANYA SERU ATAU NGGAK SEMENTARA LO BARU BACA AWAL DAN LANGSUNG BACA ENDINGNYA. DIMANA-MANA ORANG BACA BUKU ITU DIBACA SEMUA DULU BARU KASIH KOMENTAR!" Calista berteriak kesal sambil melayangkan buku yang baru diberikan Richo tadi kembali ke wajah tampannya.

THE SYALANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang