SYALAND 34 - MISTAKE

24 4 1
                                    

"Kamu tahu nggak, Yo? Banyak orang-orang di luar sana yang nggak bisa mengakui kesalahan yang udah mereka perbuat, entah karena gengsi atau apapun itu. Tapi kamu berbeda, kamu tanpa takut mengakui kesalahan yang udah kamu lakukan. Aku nggak akan menjauh dari orang jujur dan pemberani seperti kamu."

-Alula Lashira

***

"Maksudnya apa, Ta?!" Leo yang sudah tersulut emosi tanpa sengaja membentak Calista.

"Yo!" sergah Belinda yang tidak suka dengan cara Leo ketika bertanya.

Calista langsung menghentikan kegiatan makannya dan memilih untuk menundukkan kepala.

"Buk Ira nggak datang, fisika kita jamkos." Tiba-tiba saja Aldo berteriak menyampaikan kabar gembira kepada mereka semua. Seisi kelas bersorak bahagia.

Perhatian para Syaland sempat teralihkan hingga kemudian Leo kembali bertanya dengan cara memaksa. "Calista, gue tanya sama lo, maksudnya apa lo nggak jadi ke kantin dan lo yang di depan IPS tiga?" kali ini Leo mencengkram kuat kedua bahu Calista.

Miranda sudah tidak tahan melihat ini semua, ia memutuskan untuk melepaskan cengkraman Leo dan menjauhkan Calista dari dirinya. "LO BISA BIASA AJA, NGGAK, HAH?" teriak Miranda.

"Untuk terakhir kalinya gue tanya, apa maksudnya, Calista? Apa maksud semua ini?" Leo mengabaikan perkataan Miranda dan kembali bertanya kepada Calista dengan penuh penekanan.

"G-gue, m-ma-" Calista berusaha menjawab dengan badan yang sudah bergetar ketakutan.

Leo mendengus dan menampilkan smirk yang sangat aneh. "Terserah, lo benci seorang pembohong, tapi lo bohongin diri lo sendiri. Sekarang terserah lo mau ngapain, gue nggak peduli!" Leo beranjak dari tempat duduknya dan dengan sengaja menabrak bahu Virgo kemudian menuju entah kemana.

Miranda sudah memeluk Calista yang semakin menundukkan kepalanya. Miranda memberi kode kepada Richo untuk menghalau Virgo dari hadapannya. Richo mengangguk dan segera membawa Virgo yang menatap kosong pada Calista ke tempat duduk mereka.

Calista yang sedari tadi berusaha menahan tangis sambil meremas kuat bagian bawah rok nya, kini sudah tidak tahan lagi. Ia menangis dengan badan yang bergetar sambil terus berusaha untuk menahan suara tangisannya. Miranda memperat pelukannya pada Calista, sementara Bianca, Belinda, dan Aurora tidak tahu harus berbuat apa. Mereka hanya berusaha untuk tidak menampilkan raut wajah kasihan, karena Calista sangat tidak suka dikasihani.

Miranda membawa Calista untuk kembali duduk di kursi mereka, Calista kembali menundukkan kepalanya. "Udah, ya, Ta. Nggak usah dipikirin, mending lo istirahat aja," ucap Aurora yang sama sekali tidak mendapatkan respons dari Calista. Bianca memberi isyarat Aurora dan Belinda agar tidak mengganggu Calista untuk saat ini.

Sementara Shira yang sedari tadi hanya mengamati perdebatan para Syaland kini beranjak dari tempat duduknya menuju ke luar kelas. Kemana? Entahlah, ia juga tidak tahu. Mencari Leo mungkin? Tapi dimana?

***

Meski baru 3 hari resmi menjadi siswa Cendana, Shira sudah cukup menghapal denah sekolah. Entah apa yang ada dipikirannya, namun feeling yang ia miliki membawa dirinya menuju taman yang ada di sekolahnya itu. Ia sangat yakin jika Leo berada di taman itu.

And, yash!

"Leo." Leo tak lagi membalikkan badan atau sekadar mengalihkan pandangannya, karena ia sudah tahu jelas siapa yang baru saja memanggil namanya. Leo tak memberikan sahutan. Ia tengah duduk bersandar pada sebuah pohon yang rindang.

THE SYALANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang