SYALAND 17 - SEPEDA AIR

91 17 4
                                    

"Walau gimana juga, seharusnya dia tetap lebih mentingin lo dari pada si Lucy-Lucy itu, Ca. Lo itu sahabatnya, sementara Lucy itu bukan siapa-siapa, hanya orang yang baru dikenalnya,"
-Miranda Destania.

***

Rombongan paskibra Cendana sudah tiba di tempat tujuan mereka. Entah apa nama dari tempat ini, yang pasti ini cukup unik bagi orang-orang yang belum pernah kemari sebelumnya.

Ada perkebunan teh yang ditanam secara bertingkat sehingga bisa memanjakan mata, ada kolam dan juga sepeda air disana, dan masih banyak lagi hal-hal menarik lainnya sebagai wahana relaksasi dari kesibukan keseharian.

Untuk kali ini Virgo membenarkan pemikiran Dirga yang menjadikan tempat ini sebagai tujuan mereka. Karena bagian terbaiknya adalah, terdapat sebuah labirin kaca yang bisa dijelajahi bagi siapa saja yang merasa mampu dan ingin mencobanya.

"Baiklah teman-teman, kita sudah sampai di tempat tujuan kita. Gue harap kalian bisa menikmati suasana liburan singkat kita ini. So, have fun guys!" setelah Dirga selesai menyampaikan sedikit prakatanya, anak-anak paskibra Cendana mulai membubarkan diri dan mencari wahana apa saja yang bisa menghilangkan stres mereka untuk sejenak.

"Mir, gue pengen naik sepeda air, tapi gue parno, gimana, dong?" rungut Bianca pada Miranda.

"Ya, udah, nggak usah naik, gitu aja, kok, susah," respons yang diberikan oleh Miranda sangat jauh berbeda dengan ekspektasi yang dimiliki Bianca.

"Ih, Mir, temanin gue, ayo! Please, Mir," mohon Bianca pada sahabatnya.

Miranda memutar kedua bola matanya, "Iya-iya, ya, udah ayo," putus Miranda akhirnya.

"Go, kita mau naik sepeda air, lo ikut, nggak?" tawar Miranda.

"Bisa bertiga emang?" tanya Virgo.

"Berlima juga bisa kali, ayo cepetan!" ujar Bianca sambil menarik tangan Virgo tidak sabaran.

"Lo yang ngayuh, ya, Go?" itu bukan sebuah pertanyaan tetapi perintah yang harus dilaksanakan.

"Iya, ngayuhnya 'kan berdua," jawab Virgo.

"Ogah gue ngayuhnya," tolak Miranda mentah-mentah.

"Gue juga nggak mau, ih." sambung Bianca.

"Lah, jadi gimana ceritanya kita mau gerak kalau nggak ada yang mau ngayuh?" tanya Virgo heran.

"Ya, lo kayuh sendirilah!" titah Bianca tanpa dosa.

"Memang nggak ada otak!" geram Virgo

"Nggak gini, nggak kita," sahut Miranda santai.

"Iya, memang cuma lo pada yang bangsat banget," balas Virgo dongkol.

"Ya, udah ayo cepetan, ribet banget, sih, tinggal kayuh juga. Ayo-ayo!" desak Bianca sambil mendorong tubuh Virgo dan Miranda menuju sepeda air. Dan mau tidak mau, suka tidak suka, ikhlas tidak ikhlas, Virgo harus tetap mengayuh sepeda air itu sendirian.

"Dasar anak kampang, nggak ada otaknya memang." hanya Virgo yang terus saja mengumpat tiada henti. Sementara Bianca dan Miranda tetap bersantai menikmati suasana ini.

"Lo ngumpat gitu juga nggak guna kali, Go, mending lo santai aja, nikmatin suasana," ujar Miranda yang bersandar dengan mata tertutup.

Virgo memandang tidak suka kepada Miranda, "Gimana ceritanya gue mau nikmatin suasana kalau tenaga gue habis buat ngayuh ini aja, njir? Mana berat banget lagi."

"Cuma lo kayuh kali, Go, nggak lo angkat," komen Bianca.

"Lo enak cuma ngomong, coba lo yang ngayuh biar tahu rasanya," balas Virgo masih berusaha sabar.

THE SYALANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang