SYALAND 24 - THE MEANING OF A PROMISE

95 13 4
                                    

I hope that after reading this, you can better understand the meaning of a promise.

***

"Sebenarnya kita hari ini mau ngapain?" tanya Calista disela-sela kesibukan mereka dengan masing-masing hidangan.

Richo mengangkat kepalanya dan langsung minum dengan tergesa-gesa hingga mengotori meja disekitarnya. "Ih, apaan, sih, Cho! Jorok banget tahu, nggak, sih?" omel Miranda yang tidak mendapatkan respons dari Richo.

Richo membersihkan sisa-sisa makanan dimulutnya menggunakan tisu. "Nggak tahu juga, sih, 'kan intinya itu kita mau ngumpul-ngumpul. Nah, kalau udah terkumpul kayak sekarang, mau ngapain aja juga, hayu." jelas Richo yang mendapatkan anggukan dari yang lainnya.

"'Tadinya, sih, gue mau ngajak kalian nonton. Tapi mana ada bioskop buka jam sepuluh gini." Leo menyampaikan keinginan hatinya sedari tadi.

"Kalian juga aneh banget, biasanya kita kalau kumpul-kumpulkan jam dua siang, ngapain juga bangunin orang jam sembilan pagi, bikin sakit hati," ujar Calista masih sedikit kesal karena Bianca dan Miranda yang menganggu waktu tidur berkualitasnya.

"Jangan salah-salahin gitu, dong. Kita-kita 'kan udah lama nggak ngumpul-ngumpul di luar. Wajar, dong, kalau kita pengen waktu ngumpul yang lebih lama. Kita juga nggak tahu kalau Leo mau ngajakin nonton. Ya, nggak, Mir?" tanya Bianca meminta dukungan sekaligus pembelaan dari Miranda.

Miranda mengangguk-anggukkan kepalanya, "Benar banget, kalau nggak bisa nonton sekarang, ya, kita ngapain dulu gitu, ntar jam duabelas baru nonton. Tadi gue udah cek jadwal, kayaknya ada film yang seru, horror tapi."

Belinda langsung menggelengkan kepalanya sambil menggebrak meja, "Nggak! Gue nggak mau nonton horror, pokoknya nggak!" lagi dan lagi, mereka kembalib menjadi pusat perhatian karena suara Belinda yang terkesan sangat berlebihan untuk sekedar menolak keinginan teman-temannya.

"Santai aja bisa nggak, sih, Da? Gue yang malu dilihatin sama orang-orang," omel Aurora.

Calista mengangguk-anggukkan kepalanya, "Tapi gue emang pengen nonton horror, sih, belakangan gue lagi nggak ada waktu buat nonton juga."

Tiba-tiba Belinda berdiri dari tempat duduknya, "Kalau lo pada memang mau nonton horror, ya, sudah, silakan, gue mau pulang aja, bye." Belinda langsung mengangkat kaki dari sebuah tempat makan yang ada di pusat perbelanjaan ini.

Tentu hal itu takkan dibiarkan begitu saja oleh Syaland lainnya. "Hap, dapat 'kan, mau kemana lo, hah?" Richo mencekal tangan Belinda yang baru saja ingin beranjak meninggalkan mereka semua.

"Lepasin, Cho, awas, gue mau pulang!"

Leo tersenyum dengan sangat aneh, "Jangan ngambek gitulah, Da, kalau emang nggak pengen nonton horror, ya nggak masalah, kita nonton yang lain aja, nggak jadi nonton juga nggak apa."

"Iya, Da, nggak usah marah gitu, gue juga bercanda," jelas Calista.

"Santai, bos."

"Marah-marah mulu, cepat ubanan ntar."

"Nanti kita nonton film azab aja."

"Atau Suara Hati Istri juga keren kayaknya."

"Boboiboy juga seru, deh."

Sahut teman-teman lainnya secara bertubi-tubi.

Aurora tidak bisa menahan rasa ingin tertawanya, entah apa yang begitu menggelikan, namun kemudian mereka menemukan sebuah jawaban. "Muka lo biasa aja, dong, Da, nggak kuat gue lihat ekspresi lo begitu." Bagaimana tidak? Belinda menampilkan raut wajah seolah-olah sedang melihat kura-kura terbang. Bagaimana raut wajah Belinda yang sebenarnya? Atau bagaimana bentuk seekor kura-kura ketika sedang melayang terbang? Silakan gunakan imajinasi kalian.

THE SYALANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang