SYALAND 12 - CHEMICAL OLYMPIC

125 17 2
                                    

Teruntuk langit yang indah menawan, tolong sampaikan kepingan-kepingan harapan, pada manusia yang pantas mendapatkan.

***

"Sudah siap, Calista? Ayo kita berangkat," ujar seorang pembina olimpiade Calista.

Calista mengangguk dan langsung mengirim seutas kata yang ia rangkai sedemikian rupa dengan latar belakang aesthetic ke instastorynya.

Sepanjang perjalanan, Calista hanya mendengarkan musik menggunakan headset sambil membaca buku sukses olimpiade kimia miliknya. Hingga rombongan mereka tiba ditempat pertarungan memperebutkan gelar kejuaraan kimia tingkat nasional.

Masih ada waktu setengah jam sebelum perlombaan itu dimulai, dan seluruh peserta diperbolehkan untuk sarapan, istirahat, belajar, atau berkegiatan lainnya.

Calista adalah tipikal orang yang tidak mau memaksakan dirinya terlalu keras, dia memang ambisius, tapi tidak sampai menyakiti pikiran dan hatinya sendiri. Karena sebelum berangkat tadi dirinya sudah sarapan, maka Calista memutuskan untuk bersantai sejenak disebuah taman yang berada dibelakang gedung perlombaan itu.

Sepertinya Calista melupakan satu hal, makhluk dengan rupa dan kelakuan sama dengan Richo yang terus menatapnya sedari kemarin, kini sudah berada pada jarak dua meter dihadapan dirinya, dan parahnya lagi, tali pengikat makhluk itu sudah musnah entah kemana.

Calista sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur dengan mundur secara perlahan-lahan, sayangnya sudah terlambat. Makhluk yang bernama monyet itu langsung bergerak mendekati Calista, sementara Calista sudah mulai berlari sekuat tenaga meninggalkan taman laknat itu.

Namun apalah daya, monyet itu sudah sampai tepat dihadapan Calista dan langsung bergelayut manja pada kaki mulus milik Calista. Hal itu sontak membuat Calista memekik sangat kencang hingga mengagetkan orang-orang disekitar lokasi tersebut.

"AAA!!!" pekik Calista tak tanggung-tanggung.

Pembina Calista dan pemilik gedung perlombaan yang sedang berbincang, langsung berlari menuju asal teriakan. Sementara Calista rasanya ingin menangis melihat monyet jelek yang terus saja merecoki dirinya itu.

"Kamu kenapa Calista?" tanya pembinanya dengan nada cemas.

Calista dengan mata yang sudah berkaca-kaca menunjuk monyet yang kini tengah membuka dan memainkan tali sepatu miliknya.

Pemilik gedung itu tertawa renyah melihat keadaan Calista, "Hahaha, maaf, ya, Nak, itu monyet Kang Asep emang sering lepas, dan dia suka banget gangguin perempuan, apalagi kalau perempuan itu cantik kayak kamu," jelas pemilik gedung perlombaan.

"Aduh, kemana lagi si Cecep? Cep? Cecep?" terdengar suara seseorang yang sepertinya sedang mencari sesuatu.

"Nah, itu dia, Kang, sini!" panggil pemilik gedung perlombaan tadi.

Kang Asep yang mendengar namanya dipanggil segera menghampiri mereka, "Iya pak, ada apa?" tanyanya sopan.

"Ini si Cecep kenapa bisa lepas lagi, sih? Lihat, tuh, sampai mau nangis anak orang digangguin sama dia," tutur pemilik gedung.

"Duh, ngapain teh kamu disini, Cep? Dicariin dari tadi juga keliling-keliling, tahunya malah disini gangguin si neng cantik. Si neng teh nggak mau sama kamu, kamu teh jelek," ungkap Kang Asep sambil menggendong monyet yang bernama Cecep itu.

"Maaf teh neng, ya, si Cecep mah memang nakal. Maafin akang, yah?" ujar Kang Asep tulus.

Sementara Calista hanya memaksakan senyumannya, "Iya, kang, nggak apa, kok."

THE SYALANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang