SYALAND 13 - BREAK TIME

108 14 5
                                    

Ada kalanya kamu juga perlu beristirahat dari kesibukan keseharian.

***

Calista melangkah menjauh dari areal kantin sambil terus menggerutu sendirian. Ia kembali bertemu dengan Pak Dino ditengah koridor, "Kebetulah Bapak ketemu kamu disini."

"Kenapa, Pak?" tanya Calista.

"Intinya Bapak udah siapkan ruangan buat kamu istirahat, tenang aja, di ruangan itu nanti cuma ada kamu. Kamu boleh tidur, atau apa aja yang penting kamu istirahat yang cukup, ya, jangan kecapean," jelas Pak Dino dan dibalas anggukan oleh Calista.

"Ya, sudah, ayo kita kesana," ajak Pak Dino pada Calista.

Kemudian mereka berjalan menuju ruangan yang dimaksud oleh Pak Dino, dan benar saja, ruangan itu memiliki sofa yang cukup besar dan nyaman untuk dipakai sebagai tempat tidur, tempat ini juga memiliki pendingin ruangan serta TV.

"Nah, Calista, sekarang kamu boleh istirahat atau tidur disini, kalau ada apa-apa kamu tinggal hubungi bapak, oke?" tanya Pak Dino pada Calista.

Calista mengangguk menanggapi pertanyaan Pak Dino, "Oke, makasih, ya, Pak," ujar Calista tulus. Hal itu dibalas dengan senyuman oleh Pak Dino, "Sama-sama, kalau begitu, Bapak tinggal dulu, ya, selamat beristirahat." Setelah itu, Pak Dino beranjak meninggalkan ruangan tempat Calista akan mengistirahatkan dirinya.

Baru saja Calista ingin merebahkan dirinya, tiba-tiba handphone miliknya bergetar dan menampilkan nama Leo serta Bianca dalam sebuah panggilan Video. Hal itu membuat Calista tersenyum dan langsung mengangkat panggilan video tersebut.

"Hola sialan ku! What about you without me?" pekikan Bianca menjadi pembuka percapakan mereka.

"Gue, sih, biasa-biasa aja, tapi lihat, nih," balas Leo sambil membalikkan kameranya dan menyorot ke arah Richo yang terlihat tidak memiliki gairah hidup.

"Njir, kenapa, tuh?" tanya Calista sambil menatap heran

"Sedih dia, tuh, gara-gara lo bilang dia cuma hama di kehidupan lo," adu Belinda yang kini telah duduk di samping Leo.

"Alah, baperan amat jadi orang." Tampak wajah Virgo di layar ponsel Calista pada bagian milik Bianca.

"Tahu, nih, alay banget sedih-sedihan gitu, nggak simpati gue," balas Calista ketus padahal di dalam hati ia sudah terkikik geli.

"Terserah kalian, terserah! Bosan gue hidup gini-gini mulu!" keluh Richo.

"YA, UDAH." Sungguh geng yang sangat kompak, bahkan suara Miranda dan Aurora yang tidak terdengar sedari tadi pun ikut berkumandang menistakan Richo. Sementara Richo hanya menampilkan raut wajah pasrah dengan perlakuan para sahabatnya.

"Udah, lah, nggak usah peduliin dia, anggap aja alien yang tiba-tiba nongol diantara kita," ucap Leo mengikuti perkataan entah siapa di kantin waktu itu.

"Gimana olimpiadenya, Ta? Lancar?" tanya Miranda sambil mengambil alih ponsel milik Bianca.

"Lancar, sih, cuma kaget aja ternyata ada dua babak olimpiadenya," sahut Calista sambil mencari posisi ternyaman pada sofa yang sedang ia duduki saat ini.

"Dua babak gimana?" tanya Aurora yang duduk di samping Leo, mungkin mereka sedang berada di kelas, begitu pikir Calista kira-kira.

"Ya, gitu, biasanya kalau udah tes tertulis itu, ya, udah, tinggal nunggu hasilnya keluar. Kalau ini beda lagi, di ranking-in dulu, terus nanti sepuluh besar di adu ulang buat cari yang terbaik," jelas Calista.

THE SYALANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang