SYALAND 07 - RENCANA

166 22 8
                                    

Kepentingan pribadi memang harusnya berada dibarisan paling pertama, tapi kepentingan bersama, harus tetap menjadi tujuan utama.

***

"Eh, tadi Leo yang ngantarin Calista pulang, 'kan?" Virgo membuka percakapan setelah mereka memesan makanan.

"Iya, kayak biasa, kenapa emangnya?" tanya Richo.

"Suruh mereka kesini aja, gue yakin Leo masih di rumah Calista itu," titah Virgo.

"Mau ngapain, sih? Mereka juga pasti udah makan lah, Calista minta temenin ke toko buku juga tadi." kali ini Belinda yang bertanya.

"Gue sama Miranda, Bianca juga tadi udah bahas sesuatu," kata Virgo.

"Bahas apa. sih? Ngomong yang jelas lah goblok. Jangan nanggung-nanggung," ucap Aurora tak sabaran.

"Biar gue aja yang jelasin," ujar Miranda pada Virgo.

"Jadi gini, kita-kita tadi udah usahain buat bisain Calista berangkat tour bareng anak Paskib, tapi ternyata emang nggak bisa lagi. Danton nggak berani ngajuin ulang, takut di batalin karena banyak nuntut, jadinya, ya, tetap berangkat apa adanya." Miranda mulai menerangkan.

"Terus hubungannya sama nyuruh Leo sama Calista ke sini, apa, anying? Kalian hari ini ngomong, kok, bertele-tele, sih?" sahut Belinda.

"Udah lah, telpon aja si Leo suruh ke sini dulu bawa Calista. Capek kalo mesti ngejelasin ulang nanti, telpon, Cho!" perintah Bianca pada Richo.

Richo menganggukkan kepalanya dan mendial nomor ponsel Leo.

Sambungan telepon terhubung. "Halo? Kenapa, Cho?" ucap Leo membuka percakapan.

"Lo dimana?" tanya Richo to the point.

"Baru keluar dari rumah Calista, mau balik, kenapa?" tanya Leo.

"Kesini bisa, nggak?" balas Richo.

"Kemana?" tanya Leo lagi.

"Resto biasa, ngumpul sama anak-anak," jawab Richo.

"Kagak, ah, malas. Gue juga udah makan bakso bareng Calista tadi," sahut Leo di ujung sana.

Kemudian handphone Richo dirampas secara tidak manusiawi oleh Virgo, "Kesini aja kenapa, sih? Dekat juga, kagak jauh, ada yang pengen gue omongin." Kali ini Virgo yang berbicara.

"Ngomongin apa dulu, setan? Kalau kagak penting males gue."

"Makanya kesini dulu kampang, kita mau ngomongin soal Calista, soal kita juga, sih. Jadi, Calistanya jangan lupa dibawa, ya, bangsat!" sahut Virgo tak sabar.

"Ngomongin Calista? Ngomongin apa?" tanya Leo masih tidak mengerti dengan maksud dari ucapan Virgo.

Virgo dibuat geram dengan pertanyaan Leo, apa susahnya, sih, langsung kesini? Begitu pikir Virgo.

"Cepetan kesini aja anjir, ini pulsa gue bisa habis buat nyuruh lo kesini doang, apa susahnya, sih?!" Richo kembali berkata meski hp nya berada ditangan Virgo, karena panggilan itu telah mereka loudspeaker.

"Kesini aja dulu, Yo, susah jelasinnya kalau di telepon. Kalau lo nggak mau babak belur di tangan Virgo, kesini dulu makanya." Ucapan Miranda terdengar seperti ancaman. Tapi percayalah, jika Leo benar-benar tidak datang, maka acara baku hantam itu pasti akan terjadi.

"Iya-iya, bawel banget, sih, kalian," ucap Leo akhirnya.

"BAWEL-BAWEL BAPAK MU!" umpat Richo dan Virgo serentak dengan suara keras. Hal itu sontak membuat mereka menjadi pusat perhatian di restoran langganan mereka itu.

THE SYALANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang