SYALAND 19 - YOU'RE THE LOSER

90 17 3
                                    

"You know a fact? What was that? That's you, you're the loser."

***

Malam mulai menjelang, mentari tak lagi menampakkan sinarnya, ia seakan sudah lelah dengan semua tugasnya, dan ingin beristirahat untuk sementara. Namun, bulan dengan senang hati datang menggantikan posisi matahari dalam menyinari malam yang sunyi.

Pasukan Paskibra Cendana sedang dalam perjalanan kembali ke sekolah. Banyak diantara mereka sudah kembali menjelajahi alam mimpi, begitu juga dengan para Syaland.

Miranda terjaga dari tidurnya akibat hentakan yang terjadi ketika bus melewati jalan yang berlubang.Miranda melihat sekelilingnya, sunyi, hanya ada suara musik-musik mellow yang mengiringi tidur nyenyak teman-temannya. Tak terkecuali Bianca, Virgo, dan ..., Lucy.

Miranda mengerjapkan matanya berkali-kali, barang kali ia salah lihat, begitu pikir Miranda. Tapi sepertinya tidak, ia tak mungkin salah lihat.

Terlihat jelas meskipun dengan penerangan yang remang-remang, Lucy yang tertidur dalam dekapan Virgo, bahkan nyaris berbaring pada paha Virgo.

Memang gila tu bocah, umpat Miranda dalam hatinya. Belum lagi hilang rasa sakit hatinya atas perbuatan Virgo siang tadi, kini ia harus kembali menyaksikan kebangsatan seorang Virgo Crishpando.

Tidak mau sampai terpancing emosi, Miranda memutuskan untuk mengalihkan pandangannya dari kursi Virgo dan Lucy, dan berusaha untuk kembali menjelajahi alam mimpi.

Pukul 23:47 mereka tiba di sekolah tercinta, dan itu hampir tengah malam. Dirga tak lagi memberi prakata atau semacamnya, ia hanya berkata kepada para anggotanya untuk segera pulang ke rumah masing-masing, karena ia juga sedang dalam mode ngantuk berat.

Miranda kini sedang dilanda kebingungan, bagaimana tidak? Tadi pagi ia berangkat bersama Virgo menggunakan mobil milik Virgo, dan sekarang? Ia tidak sudi lagi untuk menumpang dengan si bangsat itu.

"Mir, ayo pulang," ajak Bianca dengan mata yang setengah terbuka.

"Pakai apa?" tanya Miranda gamblang.

Bianca menampilkan raut wajah kesalnya, "Lo nggak lagi bercanda kan, Mir? Pake mobil Virgo lah, ya, kali lo mau jalan kaki tengah malem begini. Udah, ayo cepetan," desak Bianca.

"Ogah gue bareng dia," tolak Miranda mentah-mentah.

"Udah, dong, Mir, ayo cepatan masuk, kita pulang, gue udah ngantuk parah ini. Ayo Miranda," kali ini Bianca merengek-rengek kepada Miranda.

Nggak ada pilihan lain, pikir Miranda.

"Halo?"

"Iya, halo, jemputin gue di sekolah dong, Cho."

"Ini tengah malam, woi, lo bangunin gue cuma buat ini?"

"Jemputin aja kenapa, sih, anjir? Susah amat."

"Lo ngelawak? Pulang bareng Virgo aja kenapa, sih? Demen banget nyusahin gue." Richo sangat kesal dengan kelakuan Miranda.

"Lo nggak mau jemput? Ya, udah nggak apa, gue pulang naik taksi aja," putus Miranda.

"Lo gila? Bahaya, Mir, udah tengah malam gini. Lo mau gue di gorok sama Leo? Lo mau gue mati di tangan Leo?" tanya Richo sadis.

"Lo nggak mau jemputin kan? Ya, udah gue pulang pakai taksi aja, apa lagi?"

"Please, Mir, lo kenapa nggak pulang bareng Virgo aja, sih?" tanya Richo masih saja tidak mengerti dengan jalan pikir sahabatnya itu.

THE SYALANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang