chapter 7

2.2K 273 23
                                    

Seorang perempuan imut sedang sendirian fokus menulis didalam kelasnya dengan bibir yang ia majukan kedepan pertanda ia sedang kesal.

"Sowon kemana sih? Kenapa tidak memberitahu Eunha kalo hari ini Sowon tidak masuk ke sekolah"gerutunya

Brak

Ia terlonjak kaget begitu mejanya digebrak oleh seseorang dengan takut mendongakkan kepalanya.

"U-unnie k-kenapa?"

"Dimana bodyguardmu itu?"tanya Yerin menatap tajam Eunha

"Eu-eunha ti-tidak ta-tahu"jawab Eunha dengan terbata.

Yerin mengambil buku catatan Eunha yang biasa ia gunakan untuk melatih tulisannya dan melihatnya'ada kemajuan namun masih belum cukup bagus'batin Yerin

"Beritahu aku dimana Sowon atau aku akan merobek bukumu!"bentak Yerin

"Eu-eunha be-benar-be-benar ti-tidak ta-tahu di-dimana So-sowon"

"Bicara yang benar!"

Srett

"Unnie andwe!"teriak Eunha begitu bukunya disobek-sobek oleh Yerin.

Eunha memungut kertas yang berserakan dengan mata yang berkaca-kaca menatap sedih bukunya yang sudah hancur.

Bukan masalah bukunya yang sobek ataupun tulisannya melainkan buku tersebut adalah pemberian dari Sowon dan ia sudah berjanji akan menjaganya hingga tulisannya menjadi bagus.

"Cih dasar cengeng begitu saja nangis"Yerin mendongakkan kepala Eunha memegangi rahangnya dengan kuat.

"Baguslah dia tidak ada jadi aku bisa melakukan apapun padamu sesuka aku"Ucap Yerin menarik Eunha dengan kasar ke gedung belakang sekolah dimana teman-temannya sudah menunggu.

Sesampainya di sana,Yerin mendorong Eunha hingga tersungkur di tanah"unnie~"

"Jangan panggil aku dengan sebutan unnie~, menjijikkan"

Eunha menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang sedang menangis.

Tak

Plok

Jennie melemparkan telur mentah pada kepala Eunha diikuti yang lainnya dan Rose menyiram kepala Eunha dengan air.

"Bilang pada pahlawan kesianganmu jangan main-main dengan kami"ucap Wendy dengan angkuh sembari menjambak rambut Eunha membuat kepalanya mendongak ke atas memperlihatkan wajah Eunha yang kacau.

"Argh"ringis Eunha memegangi rambutnya yang sakit.

"Kau itu idiot,bodoh dan tidak bisa apa-apa apalagi tanpa pahlawan kesianganmu semakin terlihat dirimu yang tidak berdaya jangan berani menentang kami jika tak mau lebih dari ini,Camkan itu"Ucap Wendy mendorong Eunha hingga tersungkur kembali ke tanah.

"Kajja kita pergi tinggalkan dia sendiri"ajak Yerin.

Mereka pergi meninggalkan Eunha dengan tersenyum puas.

"Hiks...eomma...appa...hiks...Sowon"
lirih Eunha disela tangisannya,ia duduk memeluk lututnya sendiri sembari menangis tersedu-sedu.

Awan mendung menurunkan airnya menambah suasana sedih,ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya membiarkan tubuhnya basah oleh derasnya hujan bahkan telur yang menempel di rambutnya sampai hilang.

......

Sementara di lain tempat Sowon menemani appa Jung membahas tentang pembullyan Eunha dengan para orang tua yang bersangkutan dengan perundung itu.

My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang