Selama tiga hari semasa dirinya berubah menjadi lelaki, Ia benar-benar mengurung dirinya dikamar tempat dimana dia dirawat saat bahunya terluka, benar-benar tertutup jendela dan pintu dikunci,tirai pun tidak dibuka sama sekali gelap, kosong dan cemas itulah yang ia rasakan.
Menghela napasnya panjang, memikirkan hal itu membuat kepalanya sedikit berdenyut dengan kejadian yang tak masuk akal menurutnya, bagaimana bisa dirinya yang jelas-jelas perempuan berubah menjadi lelaki?. Bahkan orang-orang memperebutkan dirinya selama menjadi laki-laki sampai lelaki seperti motak dan appa Jung menginginkan dirinya tetapi ketika kembali berubah menjadi perempuan semua orang kembali bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.
"Sangat tidak masuk akal"monolognya memijit pelipisnya.
Karena kau bukan manusia seutuhnya,kau setengah manusia setengah makhluk dari dunia lain yang entah apa namanya aku tidak tahu,kau akan berubah jadi lelaki ketika bulan purnama membulat sempurna berdiri tepat di puncaknya.
Kau akan berubah terus menerus setiap bulan purnama mengingat dirimu yang akan menginjak 19 tahun.
'appa apa kau juga mengalami hal seperti ini?, Bagaimana appa menghadapi ini?'batin Sowon
Grep
Sebuah pelukan dari belakang pada lehernya menyentakkan lamunannya.
"Sowonnie kenapa tidak menyahut panggilan Eunha?"
Sowon mendongakkan kepalanya menatap Eunha"benarkah,aku tidak mendengarnya?"
Eunha duduk disamping Sowon"apa yang membuat Sowonnie melamun dan tidak mendengar panggilan Eunha?"
Ia tertegun melihat Eunha yang nampak tenang menatapnya teduh sembari tersenyum tipis dapat ia rasakan sisi dewasa dari Eunha.
Pipi Sowon merona melihat Eunha yang entah kenapa terlihat sangat cantik hari ini meski hanya mengenakan seragam sekolah.
"Me-memangnya kau i-ingin membicarakan a-apa?"tanya Sowon gugup berusaha biasa saja disaat detak jantungnya berdegup kencang.
"Eunha ingin ikut berkemah"ujar Eunha menunduk mengayunkan kedua kakinya yang menggantung.
"Tinggal ikut saja aku juga akan ikut"
"Appa dan eomma tidak mengizinkan"
"Kenapa?"
"Appa dan eomma takut Eunha mengalami kejadian seperti dulu"
"Kejadian seperti dulu?"
"Iya, waktu kelas satu SMP sekolah mengadakan acara perkemahan Eunha dan Yerin unnie ikut, awalnya baik-baik saja tapi ketika saat sesi menjelajahan Eunha tersesat tertinggal dari rombongan dan Yerin unnie yang khawatir menyusul Eunha namun kami berdua sama-sama tersesat di hutan ketika Yerin unnie berhasil menemukan Eunha...."
Sowon mendengarkan cerita Eunha dengan seksama
"Pada saat itu ada binatang buas yang akan memakan kita Yerin unnie memukulnya dengan kayu namun tanpa sengaja malah mengenai kepala Eunha hingga berdarah Yerin unnie berhasil mengusir binatang buas pada saat itu juga datang appa dan yang lainnya mencari kita tepat setelah Yerin unnie berhasil mengusir binatang buas itu, Melihat Yerin unnie yang memegang kayu serta kepala Eunha yang berdarah appa memarahi Yerin unnie habis-habisan dan mengurungnya dikamar, Sejak saat itu Yerin unnie tidak pernah mengobrol lagi dengan Eunha dan membenci Eunha karena Eunha eomma dan appa tidak pernah memperhatikan Yerin unnie lagi"lanjut Eunha menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Jika saja saat itu Eunha tidak terpisah dari rombongan dan Eunha tidak bodoh.... mungkin Yerin unnie tidak akan membenci Eunha"
Sowon merangkul Eunha mengusap lembut bahunya menenangkan Eunha yang menangis"ini bukan salahmu Eunha berhenti menyalahkan diri sendiri,ini merupakan ujian yang diberikan Tuhan untuk menguji seberapa kuat ikatan kalian sebagai saudara maupun keluarga"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard
FanfictionSowon merupakan orang yang dingin dan cuek,semenjak kedua orang tuanya meninggal dan dirinya diusir dari tempat tinggalnya karena telat membayar, Dia melamar pekerjaan menjadi bodyguard seorang anak dari CEO salah satu perusahaan terbesar dinegarany...