chapter 22

1.5K 172 7
                                    


Yuju memantau pergerakan shin Jimin bersama anak buahnya lewat monitor.

Tiba-tiba seseorang masuk kedalam ruangannya menaruh kopi disampingnya, Penasaran siapa yang menaruhnya ia mendongakkan kepalanya melihat Umji dibelakangnya tengah berdiri menatap layar monitor dengan datar.

"Gomawo"

Umji hendak keluar namun Yuju mencekal lengannya"apakah kita berbaikan?"

Yuju menatap dalam mata Umji menunggu jawaban atas pertanyaannya.

Namun tanpa mengatakan sepatah kata pun Umji melepaskan tangan Yuju lalu keluar.

Yuju menghela nafasnya kasar untuk mengurangi rasa sesak didadanya"berapa lama kita akan seperti ini umji-ah, Apakah kesalahanku tak bisa dimaafkan?"

.......

Yerin keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah yang sudah rapih di badannya.

Ia membuka kamar Eunha, Didapatinya Sowon yang masih terikat dengan mulut yang dilakban namun ia tidak memperdulikan itu.

"Eunha-ah ireona sudah pagi, Apa tidak mau berangkat ke sekolah?"Yerin membangunkan Eunha dengan mengusap lembut kepalanya.

"Eo?, Unnie sudah pagi kah?, Aniya tidak ada Sowonnie, Eunha tidak mau"jawab Eunha dengan suara parau khas bangun tidur.

Yerin tersenyum mendengarnya"baiklah tapi kamu harus belajar dirumah ya tunjukkan pada unnie bahwa kamu bisa melebihi unnie"

"Hmmm"dehem Eunha kembali memejamkan matanya mencoba tidur.

Dia beranjak keluar dari kamar Eunha"Sowon maaf sepertinya aku tidak akan membukakan ikatan mu nikmatilah"ucap Yerin menutup kamar Eunha menguncinya dan terkikik geli.

Mendengar kata Sowon otomatis mata Eunha terbuka lebar dan bangun dari sofa.

Bugh

"Aw appo"ringis Eunha ketika kakinya merasa tersandung sesuatu.

Kedua matanya membulat melihat Sowon dihadapannya tengah tertidur bersandar pada kaki sofa dengan kedua tangan terikat dan mulut yang dilakban.

"So-sowonnie"Eunha meraba wajah Sowon dengan tangan bergetar dan cairan bening yang keluar dari pelupuk matanya.

Mendengar suara seseorang yang sedang menangis perlahan Sowon membuka kedua matanya.

'Eunha'batin Sowon

Grep

Eunha memeluk Sowon dengan erat menangis kencang didadanya, Sementara Sowon hanya diam tak melakukan apapun karena tangannya diikat dibelakang apalagi bicara mulutnya dilakban.

Selama kurang lebih 2 jam menangis akhirnya Eunha sudah tenang, Sowon hanya bisa menatapnya dengan sendu melihat Eunha yang nampak kurus serta pipi yang tirus, Ia merasa bersalah.

"Sowonnie kemana saja?, Eunha merindukan Sowon"lirih Eunha karena tenaganya terkuras akibat menangis.

"Kenapa Sowonnie diam saja?"

'astaga Eunha bagaimana aku bicara sedangkan mulutku dilakban'batin Sowon

Eunha mendongak menatap wajah Sowon, Dia mengkode Eunha lewat matanya untuk membuka lakban yang membekap mulutnya.

Beruntung Eunha mengerti kode Sowon kemudian dia melepasnya dengan pelan"hah...akhirnya aku bisa bernafas dengan bebas"

"Eunha tolong lepaskan ikatanku"pinta Sowon.

Eunha mengambil gunting dimeja belajarnya lalu menggunting tali yang mengikat tangan Sowon.

Sowon menatap kedua pergelangan tangannya yang memerah namun ia tidak mempersalahkannya toh tidak lama pasti akan sembuh dengan sendirinya karena kekuatan homi yang dimilikinya.

My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang