36. Apartemen

11.9K 1.1K 440
                                    

Happy Reading..

-Arlez-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez-

"Terkadang sifatmu ini membuatku bingung. Anatara lanjut atau berhenti? Mau lanjut sakit, berhenti pun tak mampu."

***

Aihara meremas kuat ujung kaos yang dikenakan oleh Zero. Cowok itu membawanya menuju apartemen yang tidak begitu jauh dari area balapan tadi. Setelah sampai di depan apartemen, Zero langsung menekan sandi hingga pintu itu terbuka lebar. Zero tetap berjalan tanpa mau ambil pusing dengan tangan Aihara yang menggantung di kaosnya. Zero membalikan badan menghadap Aihara yang juga menatapnya.

Zero melepaskan kaos yang melekat di tubuhnya dan berjalan ke kamar mandi meninggalkan Aihara yang terbengong ditempat. Zero membasahi rambutnya dengan mata terpejam, membiarkan air mengalir ditubuhnya. Zero meraih handuk, mengerikannya dan memakai baju yang sudah dia ambil tadi.

"Nama lo?" tanya Zero to the point.

"Aihara," jawab Aihara tanpa ragu. Zero mengangguk, cowok itu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan tangan terlentang. Aihara menatap Zero dengan lamat. "Ai masih bingung, kenapa Ar—Zero bawa Ai ke sini." Aihara secepat mungkin meralat nama panggilan Arlez menjadi Zero.

Zero menatap Aihara dengan datar. "Karena gua menang, terus dapat lo. Lumayan, buat beresin apartemen gua, sekaligus temen tidur." Zero memejamkan matanya kembali lalu membukanya lagi. Pandangannya menatap mata Aihara begitu dalam. "Kenapa lo natap gua kaya gitu?"

Aihara menggeleng cepat. Kemudian, matanya melirik poto Zero bersama seorang gadis yang nampak cantik menggunakan dress berwarna hitam. Aihara meneguk ludahnya, mau Zero atau Arlez, tetap sama wajah mereka mirip sempurna. Tidak ada celah yang membedakan sama sekali. Dan foto itu sukses membuat hati Aihara terbelah menjadi dua. Zero ikut menatap apa yang menjadi fokus Aihara saat ini. Zero mengernyit lantaran satu bulir air mata membasahi pipi Aihara.

"Ngapain lo nangis? Mau caper sama gue supaya gua bisa nhebiarin lo pergi? Sorry ya lo itu udah punya gue," kata Zero memainkan ponselnya.

"Ai kangen Arlez," cicit Aihara nyaris tidak terdengar. Aihara meremas perutnya sambil meringis. Tiba-tiba saja, perutnya terasa sakit hingga dia tanpa sadar mengeluarkan jeritan kecil.

Zero menatap Aihara panik. "Kenapa lo?"

"P-perut Ai sakit." Aihara menatap Zero yang nampak terlihat biasa saja sekarang. Bahkan cowok itu malah memainkan ponselnya dengan senyuman lebar. "Tolong. Ai gak mau anak Ai sama Arlez kenapa-napa, tolongin Ai."

Zero terkejut bukan main. Cowok itu menatap Aihara dengan amarah. Wajahnya memerah dan tangannya juga ikut mengepal. "Sialan! Jadi, gua dapat cewek bekas?" Zero tertawa kembali. "Ck, jalang banget ya lo. Tampang aja sok polos, tapi eh tapi—

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang