29. Kepergok

18.3K 1.3K 501
                                        

Ramaikan:)

Maaf bikin kalian ngeluh, karena aku harus fokus ke isi naskah novel oke🙏

Maaf bikin kalian ngeluh, karena aku harus fokus ke isi naskah novel oke🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez-

"Mau sedalam apa cinta kita. Sekuat apa kita mempertahankannya dan seberapa ingin kita bersama. Tetap saja, kita tidak akan mungkin bersatu. Baik selamanya, ataupun hanya sementara."

***

Setelah pulang dari markas. Arlez langsung mengantarkan Aihara pulang ke rumah. Setelah beberapa hari lamanya kabur, ia memutuskan pulang ke rumah karena Dirga mengancam akan menyembelih bubu. Dan hal itu sukses membuat Aihara merengek padanya terus-terusa. Bahkan, sempat mengancam akan bunuh diri jika bubu-nya benar-benar menjadi daging semur. Mau tidak mau Arlez menurut, meskipun sedari tadi Firsatnya menandakan hal buruk. Tapi pikiran itu segera ia enyakan.

Arlez melirik kaca spion melihat motor sport di belakangnya yang sedari tadi terus mengikutinya. Arlez sengaja melambatkan motornya dan motor di belakangnya juga ikut melambat. Setelah lama mengamati, mata Arlez memicing melihat orang yang begitu familiar terus mengikutinya. Arlez menarik gasnya hingga motor belakang juga ikut menarik gasnya. Hingga ada saat jalanan yang sepi Arlez mengumpat pelan.

"Sial!" umpat Arlez setelahnya menghentikan motornya tepat di tengah jalan. "Nyari masalah," bisiknya menajamkan matanya.

Cowok yang tadi mengikuti Arlez mensentandarkan motornya, cowok itu melepas helm kemudian tersenyum sinis. "Berani juga lo," kekeh Diki menyukai rbutnya ke belakang.

"Mau lo apa?" tanya Arlez bernada datar.

Diki tertawa, namun tak kunjung turun dari motor besarnya. "Mau gue simpel. Buat hidup lo hancur," tekan Diki melipatkan tangan di dada.

"Haha. Bikin hidup gua hancur? Lo gak akan mampu, karena gua sendiri yang akan bikin hidup lo hancur." bantah Arlez tersulut emosi.

"Yakin?" Diki turun dari motor dengan gaya angkuh. "Yang pegang gembok hancurnya hidup lo itu gua. Jangan main-main sama gue, karena sekalinya lo macam-macam, gembok itu akan segera gua buka, dan boom! Detik itu pula hidup lo bakalan hancur. Apa yang paling lo sayang, bakalan gua ambil. Dan apa yang paling lo jaga, bakalan gua rebut!"

"Anjing!" Arlez menendang Diki hingga cowok itu mundur beberapa langkah.

Diki mengumpat, cowok itu balas menendang Arlez hingga terjadi perkelahian antara mereka. Jalan raya yang sunyi membuat suara pukulan, tendangan terdengar begitu jelas. Arlez menarik kerah baju Diki menghajar cowok itu hingga lemah. Arlez terjungkal ke belakang ketika Diki dengan tenaga lemah menendang perutnya. Kekuatan Arlez dan Diki masih sama. Meski sudah berlumur darah dan babak belur sana-sini keduanya tidak ada yang mau mengalah.

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang