19. Menjadi-jadi

54.6K 2.4K 1K
                                    

Jangan lupa spam:)

Ini gak update berapa abad, sih🙏lupa aku tuh kalau punya cerita yang belum kelar.

Ada yang  nungguin BB, enggak nih, ada yang spam komen juga gak? Rindu banget☺

Yang lindu sama BB spam di sini>>>>

Mau baca? Udah vote, komen, atau udah share cerita ini>>>

Mau baca? Udah vote, komen, atau udah share cerita ini>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez-

"Cinta itu membuatnya bahagia, bukan malah membuatnya menangis. Dan yang pasti, cinta itu tidak ada."

***

Kejadian semalam terus terpatri di memori Arlez. Cowok itu menatap puas videonya dengan Aihara dengan senyuman miring. Sekarang, Arlez bisa memanfaatkan pacar manisnya itu dengan leluasa, jika Aihara melanggar larangannya, Siap-siap video itu tersebar dengan cepat. Masa bodo dengan harga diri dan juga reputasi keluarga Dirgantara. Yang Arlez tahu, Aihara akan tetap berada di genggamannya. Gila, Arlez memang sudah gila sedari dulu, semenjak Aihara tumbuh menjadi gadis yang mampu membuat hatinya bergetar tidak karuan.

Senyuman itu terus terukir indah, matanya menengok Aihara yang masih tertidur dengan pulas. Memang benar, setelah Arlez mengancamnya tadi, Arlez kembali meniduri pacar manisnya itu tanpa mendengar rintihan lelah dari bibir manis Aihara. Hari sudah pagi, setelah Aihara bangun nanti, mereka akan segera pulang, sedari tadi, Ayu terus saja mengomel menyuruhnya pulang. Rasanya dia masih betah bersama Aihara di sini, tidak ada siapapun yang mengganggu aktivitas-nya bersama Aihara.

"Bangun sayang. Udah pagi ini." Arlez mengelus pipi Aihara pelan.

Lenguhan kecil membuatnya cepat menoleh, Aihara bangkit dengan rintisan pelan. Arlez akui, permainannya terlalu kasar hingga adik manisnya berteriak kesakitan di bawahnya. Jika tidak seperti itu, adik manisnya itu tidak akan memohon ampun dan menuruti semua permintaanya. Bibirnya tersenyum tipis, membenarkan rambut Aihara yang masih berantakan.

"Capek hem?" Arlez meniup mata Aihara membuat Aihara tidak nyaman.

Aihara menjauhkan wajah Arlez supaya tidak menggangunya. Aihara juga mengambil bantal untuk menutupi wajahnya agar tidak terkena sinar matahari. Selimutnya dia naikan agar tubuhnya tidak terlihat lagi oleh Arlez. Namun, tangan Arlez justru menahannya.

"Capek banget ya sampai males bangun gini?" Arlez bertanya kembali. "Bangun gih, enggak risih apa badan lengket kaya gini masih tidur, eh?" Arlez melirik tubuh Aihara yang membuat matanya gagal fokus kembali.

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang