12. Gara-gara Mangga

44.2K 2.3K 624
                                    

Jejak tolong:)

Kalian dari daerah mana aja nih? Barang kali ada yang dari lampung, sabi, kenalan yuk:)

Eits, vote dulu dong!

Eits, vote dulu dong!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez-

"Tidak bisa memilih salah satunya? Hebat, anda terlalu bangsat untuk dimiliki."

***

Arlez membalikan badanya lantaran Aihara terus mengekor di belakangnya. Gadis itu menggerai rambutnya membuat Arlez terus mengangagumi kecantikan Aihara. Cowok itu menatap Aihara lama. "Mau berdiri di situ terus?" tanya Arlez dengan wajah datar.

"Enggak dong. Ya, kali berdiri terus," kata Aihara sembari memakai hoodie-ya.

Mata Arlez memicing sempurna, cowok itu langsung melepas hoodie yang Aihara kenakan dengan wajah kesal. "Pemberian pacar enggak harus di simpen, apalagi di pakai," kata Arlez tidak suka.

Aihara mencebik. "Ini bagus tahu. Abijar itu ngasih ini pas aniversary Ai sama dia. Sweet banget, apalagi Abijar itu penuh kejutan. Dia itu enggak banyak omong, kalau cinta ya langsung di buktiin langsung. Pokoknya sweet banget." Aihara tersenyum mengingat perlakuan Abijar yang selalu membuatnya nyaman. Sedetik kemudian, bibir Aihara melengkung ke bawah. "Tapi Ai udah jahat sama Abijar, padahal Abijar gak pernah sedikitpun nyakiti Ai."

"Lo itu emang plin-plan soal perasaan Aihara."

"Ai gak plin-plan." Aihara membantah tidak suka.

Arlez menghela napas, cowok itu menarik tangan Aihara menuju motornya. Arlez memakaikan helm di kepala Aihara. "Gak usah banyak bacot. Ayok berangkat," kata Arlez setelah selesai memakaikan helm di kepala Aihara.

Aihara tersenyum senang, gadis itu langsung naik ke atas motor dan melingkarkan tangannya di pinggang Arlez. Aihara merebahkan kepalanya di punggung Arlez dan berucap. "Bener apa yang orang bilang," kata Aihara.

"Apa?" tanya Arlez penasaran.

"Kepo!" Aihara terkekeh membuat Arlez merasa muak.

"Lo sering gini sama Abijar?" Arlez harus menggunakan cara sehalus mungkin agar permainannya untuk mendapatkan hati Aihara berjalan dengan mulus.

"Sering." jawaban Aihara membuat mood Arlez berubah drastis. Arlez tersenyum kala tangan Aihara melingkar makin erat di pinggangya. Arlez mengusap tangan Aihara dengan lembut.

Arlez berdehem.

"Lupain Abijar, gua gak suka lo selalu bahas dia." Arlez berujar di balik helmnya.

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang