18. Malam Kehancuran

81K 2.5K 800
                                    

-Arlez & Aihara-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez & Aihara-

Udah vote? Udah siap ramein setiap paragraf? Ingat ya bestie, kalau mau cerita ini cepet update, kalian jangan pelit vote, komen, atau bahkan share cerita ini ke akun media sosial kalian, bila perlu ke bestie-bestie kalian.

Follow akun wattpad sarisndri
Ig @sarisndri09
Tiktok @ririe093

Semoga aja kalian suka part ini:)

"Kata maaf saja tidak bisa mengembalikan kenyataan. Semuanya sudah hancur, ikut melebur bersama serpihan hati yang kau ciptakan sendiri."

***

"Kak hiks panas," lirih Aihara membuat Arlez tersenyum lebar. Suara yang Aihara keluarkan bukanlah suara biasa, melainkan suara yang bisa membuat sisi iblisnya meronta-ronta. "Panas Kak!"

"Sini biar gue bantu dinginin." Arlez berjalan mendekati Aihara. Cowok itu semakin tersenyum miring melihat betapa tersiksanya gadis manisnya itu.

"Kenapa panas banget? Padahal Ai udah mandi," kata Aihara dengan wajah merah padam.

Arlez mengedihkan bahunya acuh. Cowok itu memundurkan tubuhnya dengan tangan bertompang ke belakang. Kepalanya dia miringkan dengan mata menerawang jauh. Arlez mengusap bibirnya yang terasa kering, cowok itu melepaskan dasinya yang terikat di leher dengan mata yang terus terfokus pada Aihara. Arlez membuka ikat pinggangnya dengan asal. Arlez menggigit bibirnya kuat-kuat menahan gejolak yang sedari tadi terus membakar tubuhnya itu.

"Tinggal menunggu hitungan detik Ai." kata Arlez menyugar rambutnya ke belakang.

Panas yang terlalu tinggi membuat Aihara mondar-mandir tidak karuan. Gadis itu melepaskan piyama atasnya dengan asal. Tangannya mengipas-ngipasi area leher berharap panas itu akan hilang. Namun, bukannya hilang, panas itu justru semakin menjadi saja. Arlez mendekat menatap lamat wajah adiknya yang sudah memerah. Tangannya terulur mengusap pundak Aihara yang tidak tertutup kain.

"Shhh," desis Aihara makin membuat senyuman Arlez bertambah miring.

Arlez mengusap pipi Aihara yang justru makin membuat gadis itu bergerak tak nyaman. Seperti ingin sesuatu tapi dia sendiri tidak tahu apa yang sedang dia inginkan. Tanpa sadar, tangannya melingkar apik di leher Arlez. Arlez tersenyum, memiringkan wajahnya hingga bibirnya mengecup bibir mungil Aihara. Kepala Aihara terasa berdenyut hebat, gejolak aneh makin lama mulai menggerogoti hati dan juga otaknya.

"Ar-arlez ak-ak-

"Syutttt, diem sayang, nikmati aja semuanya," kata Arlez mengunci Aihara dengan tangannya sendiri. Matanya terpejam dengan bibir yang saling bertautan.

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang