6. Kesal

42.3K 2.9K 371
                                    

Jejak.

Pembaca baru atau pembaca lama?

Pembaca baru atau pembaca lama?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez-

"Aku ini ada, tapi mengapa kau menganggapku seolah tidak ada? Di sini aku yang terlalu berharap, apa kamu yang terlalu tidak peduli?"

***

"Ai mau pergi!"

Arlez menggeleng, cowok itu semakin erat menggengam tangan Aihara tidak membiarkan gadis itu pergi. "Tetep di sini, atau kaki lo gue patahin." Aihara menunduk, gadis itu mengangguk pelan. Arlez tersenyum mengacak pucuk kepala Aihara.

Aihara menggeleng ngeri, gadis itu tetap duduk di meja kantin dengan Arlez yang ada di sampingnya. Niatnya tadi ingin menemui Abijar yang tidak ikut bergabung bersama mereka, tapi Arlez justru menahanya. Bibir Aihara melengkung ke bawah, jangan sampai kakinya hilang satu hanya karena membantah ucapan Arlez. Aihara merasa jengah dengan Arlez yang tiba-tiba saja melarangnya untuk menemui Abijar dengan alasan Abijar harus fokus untuk Olimpiade minggu depan.

"Kak Arlez mau mie ayam boleh?" tanya Aihara takut-takut.

Arlez menggeleng membuat bahu Aihara merosot. "Makan nasi goreng aja," jawab Arlez seadannya. "Sini gue suapin." Aihara mengangguk lemah namun tak urung menerima suapan Arlez.

"Harus nurut, Ai. Demi kaki supaya enggak hilang satu." batin Aihara meronta-ronta.

"Yang jomblo mah beda ya, Fan?" Aiden memandang Arfan sekilas. Arfan hanya berdehem memakan baksonya dengan tidak santai. Aiden menengok. "Lo gue ajak ngomong malah lo kacangin!" sengit Aiden memakan cirengnya dengan kasar.

Arfan menengok, menelan bakso cukup besar hingga matanya mendeliki. "Gue harus apa, Den? Nyuapin lo? Gak mungkin kan bangkek! Makanya makan aja, udah tahu jomblo malah cari penyakit!"

Aiden terkikik geli. "Padahal gua ada pacar lho. Gua kan cuma ngungkapin suara hati Rafa," katanya tertawa pelan.

"Karang uasu!" Rafa berteriak ngegas membuat Aiden tambah terkikik.

Arlez menyeruput es tehnya dengan mata menelisik setiap kantin. Bibirnya langsung tersenyum begitu menemukan sosok gadis yang dia cari sedari tadi. Arlez langsung melepaskan tangannya dari pundak Aihara dan berjalan menghampiri Misha. Arlez duduk di samping Misha meningalkan Aihara yang menatapnya dengan garang.

"Tadi Ai yang gak di bolehin pergi. Lah sekarang malah dia sendiri yang main kabur, emang gak bener itu orang. Mau Ai gibeng aja, tapi takut," batin Aihara mengepalkan tangannya marah.

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang