8. Terjadi Lagi

45.8K 2.8K 712
                                        

Lanjutkan!

Warning! Ada perubahan alur, silahkan di baca lagi>>>

Udah vote>>>

Kalau udah lanjut baca, komen, terus share ya, makasih>>>

Kalau udah lanjut baca, komen, terus share ya, makasih>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez-

"Tatapanmu menghipnotisku, senyummu melelehkanku, dan sentuhannmu membuatku hilang akal."

***

Aihara menoleh ketika melihat Arlez yang melamun di balkon kamarnya, tangan cowok itu memutar-mutar pena dengan tatapan lurus ke depan. Entah hanya iseng saja atau bagaimana, Aihara masuk dengan santainya dan duduk di hadapan Arlez dengan senyuman jahil. Melihat wajah Aihara, mood Arlez langsung turun drastis, wajah Aihara membuat hatinya semakin kacau.

Jakun cowok itu bergerak naik turu  melihat bibir Aihara yang manyun di hadapannya. Ingatnya langsung melayang mengingat kejadian di perbatasan tadi. Bodoh, mengapa harus gegabah seperti tadi. Membayangkan saja Arlez merasa muak dengan dirinya sendiri, tapi dia bisa apa, semuanya sudah terjadi padanya dan juga Aihara. Sebenci-bencinya di ke Aihara, tetap saja rasa bersalahhya jauh lebih besar. Mengambil first kiss adiknya sendiri di hadapan teman-temanya.

"Kakak lagi jatuh cinta ya? First love?" tanya Aihara membuat Arlez menatapnya tajam.

"Sok tahu!" balas Arlez sengit.

"I know. Because you galau." Aihara terkikik geli dengan ucapanya sendiri.

Arlez menatap gadis itu datar. "Lo mau gue cium lagi?" Aihara mendadak membeku.

"Kakak tahu itu salah?" tanya Aihara merubah raut wajahnya.

Arlez tidak menjawab, cowok itu malah menunduk menatap gitarnya dengan tidak minat. "Tahu. Salahkan lo sendiri yang tolol. Andai aja lo gak bilang si bangsat Diki itu ngapa-ngapain lo, mungkin gua gak akan kalap. Semuanya salah lo, goblok."

"Iya Ai ngaku salah, tapi enggak gitu juga! Apalagi kakak ngelakuin itu di depan sahabat kakak! Kalau sampai Abijar tahu gimana, kak?" tanya Aihara dengan mata berkaca-kaca.

Arlez meletakan gitarnya di sofa, matanya menatap Aihara dengan datar. "Kok kesannya lo seperti takut ketahuan lagi selingkuh, Aihara."

Aihara membeku, lidahnya terasa keluh begitu mendengar apa yang Arlez ucapkan. "Tap—

"Udahlah. Anggap aja kejadian itu enggak ada," balas Arlez memutar tubuhnya membelakangi Aihara.

Aihara berdiri dari duduknya lalu membalikan badan Arlez dengan kasar. "Enggak pernah terjadi? Kakak bilang enggak pernah terjadi, gimana caranya aku bisa lupain dengan mudah, kak! Kakak harusnya mikir!"

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang