2. Luapan Amarah

73.9K 4.2K 1.1K
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!⚠

Tolong buat kalian kalau komen jangan buat down mental orang. Tolonglah dijaga ketikanya🙏kesibukan saya bukan hanya di HP, tolong maklumi!

 Tolonglah dijaga ketikanya🙏kesibukan saya bukan hanya di HP, tolong maklumi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez-

"Kamu ibarat langit yang selalu dipandang. Sementara aku, hanya bumi yang diinjak-injak. "

***

Arlez melirik ke belakang tubuhnya dengan malas. Di sana, Aihara menarik ujung bajunya seolah takut di tinggal ke sekolah. Gadis itu menatapanya dengan tatapan polos. Aihara mengerjapkan matanya, Arlez meraup wajahnya dengan kasar. Wajah menggemaskan Aihara membuat pikiranya campur aduk. Arlez membuang napasnya kasar, cowok itu menatap bekas luka yang ada di jidat Aihara yang dia ciptakan waktu itu.

Arlez mengepalkan tangannya ketika hatinya mengatakan untuk melihat luka itu langsung, tapi tertahan lantaran ada sesuatu hal yang mengganjal. Arlez mengambil helm untuknya dan Aihara. Bukanya menerima helm itu, Aihara justru menatapnya dengan dalam.

Aihara menatap helm yang ada di tangan Arlez. "Enggak ada niatan buat makein, kak?" tanya Aihara dengan polos.

Arlez langsung membuka matanya lebar, cowok itu menatap tajam Aihara. "Enggak usah manja jadi cewek. Apa-apa harus orang lain. Lo punya tangan normal, apa mau tangan lo gua potong?"

Aihara memanyunkan bibirnya. "Tangan Ai enggak ada yang nganggur," cicitnya lirih.

Arlez melirik tangan Aihara. Tangan kanan dia gunakan untuk membawa permen, sedangkan tangan kiri Aihara gunakan untuk menarik ujung seragamnya. Dengan terpaksa, Arlez memakaikan helm tersebut di kepala Aihara.

"Kak Arlez jahat!" Aihara memberontak lantaran Arlez memakaikan helm dengan terbalik. Aihara meraup udara sebanyak-banyaknya.

Arlez tersenyum miring. "Masih mau manja sama gue?"

Aihara tidak menjawab, gadis itu memakai helm-nya sendiri dan naik ke atas motor dengan bar-bar. Arlez mengumpat ketika motornya hampir terjatuh ke samping kiri. Aihara terkikik jahat, gadis itu tersenyum lantaran Arlez melajukan motornya dengan perlahan. Bibir Aihara terangkat lalu tangannya melingkar sempurna di perut Arlez. Arlez melototkan matanya terkejut.

"Lepasin!" sentak Arlez melirik dari kaca spion.

Aihara menggeleng kecil. "Enggak. Enakan juga gini. Pagi ini kan dingin, biar anget ya mending Ai peluk aja. Lagian kenapa sih?"

"Gua gak mau lo sentuh!" desis Arlez dengan tajam. Bahkan, tangan kirinya dia gunakan untuk melepaskan tangan Aihara yang memeluknya dengan erat.

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang