14. Pemaksa

40.5K 2K 404
                                    

⚠Budayakan vote sebelum membaca!!!! ⚠

⚠Budayakan vote sebelum membaca!!!! ⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez-

"Kutunggu hujan yang datang badai. Yang kutunggu hatimu, tapi malah kudapatkan jantungmu."

***

Sedari tadi, mata tajam itu mengawasi gerak gerik Aihara yang baru saja berbicara dengan Abijar. Entah apa bahasan mereka, yang dapat Arlez simpulkan, Abijar berkata sesuatu yang membuat hati Aihara menjadi sakit. Arlez juga bisa melihat wajah kusut Abijar setelah berhasil memaki dan membuat Aihara menangis. Sialan, tidak ada yang boleh membuat Aihara menangis selain dirinya, tapi Abijar justru membuat Aihara-nya sakit hati.

Wajar saja jika Abijar marah pada Aihara, itu yang dia tunggu sejak dulu, sejak pertama kali mereka berdua berpacaran. Di mana Abijar yang selalu care pada Aihara, dan di mana Aihara yang selalu merespon Abijar. Cukup membuatnya bertahan hingga satu tahun terakhir ini. Kepalanya rasanya ingin pecah ketika berkumpul di markas selalu mendengar kalimat romantis yang Aihara dan Abijar keluarkan. Inillah peluang yang besar untuk menghancurkan hubungan keduanya.

Arlez menghampiri Aiihara yang tengah menangis di bawah teriknya sinar matahari. Suara cempreng cewek itu membuat telinganya sakit, bukan hanya telinganya, hatinya juga ikut sakit merasakannya.

"Ngapain lo nangis?"

"Huwaaa!" sembur Aihara hingga air liur gadis itu menempel sempurna di wajah Arlez. "Ini semua gara-gara kakak! Dipikir keren ngomong kaya tadi di depan Abijar! Itu fitnah! Arlez udah gila, ya!" sembur Aihara semakin menjadi.

"Mulut lo bau jigong, anjing!" Arlez mengumpat hingga membuat Aihara tertawa terbahak.

Melihat Aihara tertawa, Arlez menerbitkan senyumnya. Cowok itu menatap Aihara lama, cowok itu menarik bahu Aihara menghadapnya dengan tatapan serius. Spontan, Aihara menghentikan tawanya ketika Arlez menangkup wajahnya. "Kalau dia bikin lo nangis, gua bisa bikin lo ketawa." Arlez mengusap pipi Aihara dengan lembut.

Aihara menahan napasnya sejenak. Gadis itu menatap Arlez tidak berkedip. Bahkan, ketika Arlez memajukan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan, Aihara tetap diam dengan posisi yang tidak berubah sama sekali. Arlez menggesekan hidungnya beberapa kali. Terus berulang hingga akhirnya terhenti dan menempelkan dahi mereka berdua. Arlez memegang tengkuk Aihara, memiringkan wajahnya sedikit hingga bibir mereka menyatu satu sama lain.

Hanya kecupan tidak lebih. Arlez menjauhkan wajahnya kemudian mengacak-acak pucuk kepala Aihara. Jantung Aihara berdetak tidak karuan, mati-matian dia berusaha menetralkan detak jantungnya itu. Aihara memegang dadanya dengan tangan kiri. Wajah cengohnya membuat Arlez tersenyum gemas. Arlez menggigit pipi Aihara hingga gadis itu memekik sakit.

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang