10. Perasaan

38.3K 2.6K 546
                                        

⚠Budayakan vote sebelum membaca!

Absen dong, pembaca baru orang lama>>>

Udah vote belum>>>

Udah vote belum>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arfan-

"Jangan terlalu di gengam, nanti sakit. Cukup sewajarnya saja, penuh kelembutan dan juga sedikit ruang."

***

Di perbatasan antara SMA Galaxy dan Cakrawala terjadi pertempuran antara geng Devhells dan blackdark. Keduanya saling memukul, menghajar, bahkan melempar dengan batu. Permasalahnnya hanya karena hal sepele, yakni anggota blackdark yang membuang sampah di perbatasan hingga berujung perkelahian. Apalagi di tambah dengan Diki yang terus memanas-manasi Abijar. Cowok itu mengatakan bahwa pacarnya Aihara akan dia gunakan sebagai senjata melemahkan geng Devhells.

"Lah kampret! Ini sih Arlez mana woy!" teriak Arfan keras dengan tangan masih memukul lawanya dengan membabi buta.

Bugh!

"Woy asu! Gue belum siap anjir!" Arfan mencekik lawanya dengan mendumel tidak jelas.

Dalam hati Arfan terus mengumpat dan menyumpah serapi Arlez. Mengapa dalam keadaan seperti ini ketua mereka tidak hadir? Sialan memang. Arfan melirik yang lainya yang masih sibuk melawan blackdark.

"Mati lo!" umpat Arfan menendang perut Dimas hingga tersungkur. Arfan menduduki tubuh Dimas memukulnya hingga babak belur. "Lo udah rusak muka tampan gue, sekarang rasain!" Arfan menonjok wajah Dimas hingga bonyok.

Di posisi lain ada Rafa dan juga Abijar tengah melawan Diki dan juga Tomy. Dua cowok itu masih saling bertahan dengan posisinya. Dengan telak, Abijar menonjok perut Diki dan beralih ke wajah Diki setelah itu menendangnya hingga tersungkur.

Abijar mengusap hidungnya yang berdarah. Di liriknya Aiden dan juga Darell yang sudah siap menghabisi lawannya. "Pergi!" sentak Abijar menendang Diki cukup kuat.

"Lo semua bakal tanggung akibatnya!" teriak Diki dengan susah payah.

"Ck, udah mau mati! Masih aja belagu," cibir Darell maju selangkah.

Diki sempat-sempatnya tertawa meremehkan. "Mana ketua lo yang bangsat itu? Pengecut!" Dimas yang ada di samping Diki terkekeh.

Bugh!

Satu tinjuan tiba-tiba mendarat di rahang kiri Diki. "Jaga ucapan lo bangsat!" Aiden mencekik leher Diki kuat. "Kalau lo mau, kita semua bisa bikin kalian semua mati!"

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang