-Arlez-
"Yang lebih baik itu banyak, tugasku hanya berusaha menjadikan kamu lebih baik daripada yang sebelumnya."
***
"Bangun sayang," lirih Arlez meniup mata Aihara yang masih tertutup rapat. Aihara mengeliat merasakan napas Arlez yang berhembus di matanya. Bukannya bangun, Aihara justru langsung menyembunyikan wajahnya di dada Arlez, tangannya melingkar apik di pinggang Arlez dengan nyaman.
Arlez berdecak kesal. Cowok itu menyingkirkan tangan Aihara dari pingganya. "Bangun atau lo gua siram!" ancam Arlez tepat di telinga Aihara.
"Apasih! Masih ngantuk nih," gumam Aihara tidak jelas. Aihara menggerutu di balik bantal tidak memperdulikan Arlez.
"Ok lo mau di siram. Bilang, mau di siram air wc atau kobokan? Gua hitung sampai lima, kalau lo belum bangun juga, lo beneran minta di siram." ancam Arlez bangkit dari tempat tidur. Melihat tidak ada respon dari Aihara, Arlez mengambil ancang-ancang keluar pintu. "Ok lo minta di siram!"
"Iya-iya ini bangun!" kesal Aihara mengibaskan selimutnya dan langsung berdiri menuju kamar mandi.
Arlez menatap kepergian Aihara dengan gelengan kepala. Cowok itu memilih menyiapkan sarapan untuk Aihara. Tadi subuh, Arlez sudah bangun pagi-pagi untuk melaksanakan kewajibanya hingga membuatkan sarapan untuknya dan Aihara. Terdapat dua piring nasi goreng buatan Arlez apa adanya. Nasi goreng spesial sosis beserta telor ceplok setengah matang kesukaan Aihara sudah dia sediakan. Tidak lupa susu yang biasa Aihara minum.
"Pagi sayangku," girang Aihara memeluk dan mencium pipi Arlez dari belakang.
Lingkaran tangan Aihara di lehernya hanya dilirik sebentar, setelahnya menariknya agar tangan Aihara tidak bergelantung di lehernya. Akhir-akhir ini Arlez sedikit merasa bosan melihat wajah Aihara, bahkan kadang sempat bergidik ngeri ketika Aihara bermanja atau merengek padanya. Jujur saja, ketika melihat wajah Aihara rasanya muak, tapi jika jauh dari Aihara Arlez juga tidak rela.
"Maunya apa sih nih hati?" gumam Arlez menggerutu. "Makan gih, makanan lo udah gua sedian. Pagi ini gak usah manja minta di suapin. Gua bawa lo kabur buat mandiri, bukan malah manja kaya biasanya. Awas lo sampai nangis atau ngerengek, gua yang bakalan lempar lo langsung ke atas tiang listrik," ancam Arlez mengarahkan sendok garpu ke mata Aihara.
Bola mata Aihara mengikuti arah garpu itu Arlez geserkan. Aihara meneguk ludahnya, Tiba-tiba merasa bingung dengan ucapan Arlez yang tidak masuk di otaknya. Memilih mengangguk saja, ia menelan nasi gorengnya bulat-bulat dengan pandangan menunduk. Demi apa pun, Aihara tidak mau melihat mata Arlez yang sepertinya akan loncat keluar. Satu sendok dua sendok sudah habis Aihara lahap, tapi tetap saja rasanya masih serat melihat wajah Arlez yang suram pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Brengsek
Novela Juvenil"Kakak brengsek!" "Iya emang gue brengsek! Gue bangsat! Dan gue bejat! Puas lo!" *** Arlezero Lintang Akbar, cowok tampan dengan sejuta pesona menyimpan sisi iblis tersembunyi. Sikapnya yang selalu bangsat dan suka semena-mena semakin membuat Arfist...