Jennie pov.
Setelah bertahun tahun mengalami masa masa sulit , menjadi seorang single parent memang tidak lah mudah. Aku mengalami itu , semua yang mama rasakan terjadi padaku , menangis sendiri menyelesaikan masalah sendiri berusaha untuk tidak melibatkan siapapun, banyak juga perkataan yang sangat membuatku tidak nyaman. Tak sedikit pula yang mengatakan bahwa yeonjun adalah anak dari hubungan haram ku dengan taehyung , tapi aku tidak peduli pada kenyataannya yeonjun adalah anak yang ku lahirkan dari hubungan yang sah.
Sejak saat itu.. saat aku kehilangan wanita yang merawatku saat aku masih kecil , nenekku... dia menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendengar kabar perceraianku dengan taehyung. pada akhirnya aku memutuskan untuk menetap dan memulai hidup baruku di New York walau sebelumnya terjadi pro dan kontra antara aku dan mama ,tapi seperti biasa mama tidak bisa menahan keinginanku selama itu yang terbaik.
Tidak hanya bersama yeonjun aku juga tinggal bersama ella , ya dia sudah besar sekarang dia akan meneruskan pendidikannya di new York dan jangan lupakan mingyu , dia selalu ikut kemanapun aku pergi ntahlah dia memang ditugaskan oleh namjoon untuk menjagaku di sini , di kota besar seperti ini tidak mungkin aku tinggal sendiri.
Ada sebuah alasan khusus mengapa aku memilih New York , selain aku mendapatkan project disini. Aku juga masih mencarinya , aku yakin penantianku selama bertahun-tahun tidak akan sia sia , bukankah usaha tidak akan mengkhianati hasil?.
Jennie pov end.
***
"Selamat pagi anak mama yang ganteng". Sudah menjadi kewajiban jennie setiap pagi untuk membangunkan yeonjun dengan cara andalan yaitu mengancam akan pergi jauh.
"Kalau gak bangun dalam 5 detik , mama pesen tiket kereta sekarang terus pergi jauh.. 1.. 2..3.. 4... Li...".
Yeonjun langsung membuka kedua matanya dan memeluk jennie.
"Mama jangan kemana mana".
"Kamu kan udah kelas 4 sekarang , harus bisa bangun sendiri dong".
"Tapi yeonjun suka denger mama teriak teriak setiap pagi".
"Dasar anak nakal , yaudah sana mandi dulu kalau udah langsung ke bawah ya , kita sarapan bareng". Titah jennie pada anak semata wayangnya itu.
"Iya ma".
***
Meja makan..
"El , nanti kamu sekalian anterin yeonjun ya , kalau pulangnya biar mbak yang jemput".
"Iya mbak , siap".
"Aku gak mau dianter kak ella ma". Protes yeonjun membuat jennie merasa bingung.
"Lah kenapa kok gak mau?".
"Kak ella kalau pake mobil selalu ngebut , mending yeonjun dianter om mingyu". Keluh yeonjun , seketika jennie langsung menatap ella dengan tajam seperti menunggu sebuah penjelasan.
"Heheh iya kak , ga enak kalau gak ngebut. Lagian aku ngebutnya kalau jalanan sepi".
"Kalau kamu kayak gitu terus , mobil kamu mbak sita".
"Ya jangan lah mbak , terus aku ke kampus pake apa".
"Mangkanya jangan ngebut kalau pake mobil , bahaya!".
"Ada apa sih pagi pagi udah pada ribut?". Ucap seorang laki laki yang kini sedang berjalan ke arah jennie , siapa lagi kalau bukan mingyu.
"Om mingyuuuuu" . Teriak yeonjun sambil berlari kecil menghampiri mingyu.
"Halo jagoan kecil , udah kenyang?".
"Udah om , ayo berangkat".
"Eits... Pamit dulu sama mama".
"Mama , yeonjun berangkat dulu ya". Anak kecil itu kemudian mencium pipi jennie.
"Ati ati ya kalau bawa anak gue , awas sampai minus".
"Kayak baru kenal gue aja lo". Dengus mingyu membuat jennie terkekeh.
"Btw boleh gak om mingyu cium pipi mama".
Yeonjun langsung menggelengkan kepalanya.
"Yang boleh cium mama cuma papa , ga boleh yang lain nanti kalau papa pulang dia marah".
Mingyu terdiam dan menatap jennie lekat.
"Aku belum mengatakan yang sebenarnya". Ucap jennie dengan kepala tertunduk.
"Udah gapapa , jangan dipikir lagi". Mingyu tau jennie sekarang sedih karena ucapan yeonjun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hello!!✨ , Aku kembali😁
Maaf jarang update karena sibuk.. 🥺 tapi bakal aku usahain untuk cepet update kok hehe..Makasih🤝 selamat membaca 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Triangle ✓
Fanfiction"Sebuah hubungan cinta hanya dapat dijalani oleh dua pihak , bukan tiga atau lebih". "Memiliki pilihan membuatmu sulit untuk memutuskan". "Jangan membuatku terlalu berharap jika kamu tidak menginginkanku."