37

366 19 0
                                    

Yeonjun POV

Beberapa hari terakhir ini mama seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat , aku juga tidak tau apa penyebabnya , mama hanya diam , duduk menyendiri bahkan makan pun jarang , tentu aku sangat khawatir dengan keadaan mama jika aku mempunyai kelebihan membaca pikiran seseorang mungkin sudah kulakukan sejak lama , tapi sulit bagiku untuk bertanya apa penyebab mama menjadi seperti ini , bahkan papa juga tidak berani mengusik mama , oke lah hari ini aku memutuskan untuk bertanya langsung pada mama , aku tidak tahan melihat mama diam dan murung seperti ini.

~~~

"Ma..".

"Iya nak? Ada apa? , Apa kamu butuh sesuatu?".

"Aku ingin bertanya pada mama , tentang suatu hal".

"Apa itu? Ayo duduk sini , disamping mama!". Mama menarik tanganku dan menyuruhku untuk duduk disampingnya.

"Aku ingin bertanya sesuatu , tapi mama jangan marah".

"Kenapa mama harus marah, memangnya kamu mau tanya apa?".

"Hm.. mama gpp kan?".

"Maksudnya?".

"Mama terlihat tidak begitu baik akhir-akhir ini , sejak mama memintaku untuk menemui ayah , sikap mama berubah , mama jadi pendiam , suka menyendiri , aku tidak tahan melihat mama seperti ini , apa mama marah karena aku menolak untuk menemui ayah?".

Setelah aku mengatakan itu , seketika mama langsung memelukku , mengusap rambutku dan mencium pucuk kepalaku , seperti yang dilakukan mama setiap aku sedang gelisah , tidak ada yang lebih menenangkan selain pelukan mama.

"Mama gak marah , untuk apa mama marah , itu bukan suatu kesalahan , adalah hak kamu untuk menolak , mama gak akan maksa jika kamu masih enggan , mama akan bilang pada ayahmu kalau anaknya yang tampan ini masih butuh waktu , tidak baik jika terburu-buru , kamu jangan khawatir semua akan baik-baik saja , apa kamu masih meragukan mamamu ini dalam mengatasi semua masalah?".

Mendengar ucapan lembut dan penuh kasih dari mama membuatku merasa kecewa dengan diriku sendiri , apa salahnya jika aku menemui ayah untuk sebentar saja , lagipula ayah tidak pernah menyakitiku mengapa aku harus menghukummya dengan tidak mau bertemu dengannya , seharusnya aku bahagia karena bisa melihat wajah ayah secara langsung , bukankah aku selama ini merindukannya? Tapi kenapa sekarang aku malah enggan menemuinya. Akan kupikirkan sekali lagi, aku tidak mau membuat mama terus memikirkan masalah ini , aku ingin segera usai dan melihat mama tersenyum kembali.

***

Hari sudah berganti , dan aku sudah mengambil keputusan bahwa aku akan menyetujui permintaan mama untuk mempertemukanku dengan ayah , aku juga sudah memikirkan jawaban yang tepat saat papa menanyakan tentang masalah ini.

Aku berjalan menuju tempat kerja mama , tempat dimana mama selalu menyendiri , berharap jika keputusanku ini akan sedikit meringankan beban pikiran mama.

"Mama..".

"Iya nak , ada apa? Kamu mau sarapan? Sebentar biar mama buatkan roti selai untukmu". Mama hendak pergi namun aku menahannya , aku tidak peduli dengan roti selai , yang terpenting untukku adalah masalah ini segera selesai.

"Aku mau ngomong sama mama".

"Iya nanti aja ngomongnya , sekarang sarapan dulu , kamu pasti sudah lapar".

"Mama.. aku mohon , ini penting".

"Hmm.. iya  , kamu mau ngomong apa?".

The Love Triangle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang