Part 21

213 30 1
                                    

Bakal double update 💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bakal double update 💙

Happy reading gais...


***


“Makan dulu Fi” Otomatis Alfi mendongakkan wajahnya dan mendapati Brian menyodorkan sebungkus roti cokelat kesukaannya, ia pun menerimanya lalu ia memakannya sedikit demi sedikit. Sedangkan Brian duduk disampingnya, dihadapannya saat ini terpampang jelas aliran sungai yang sangat deras, gemercik airnya bahkan terasa, sangat sejuk dan juga menenangkan.


Alfi suka perasaan seperti ini, sudah jarang ia melihat pemandangan sungai jernih seperti sekarang, duduk dibebatuan yang sedkit basah dihiasi pohon menjulang tinggi tanpa ada buah, udara sejuk semakin membuat suasana semakin menenangkan jiwa. Seakan-akan semua masalah hilang begitu saja ketika berada ditempat ini, ia jadi tak menyesal ikut bersama Brian meskipun harus lelah akibat banyaknya masyrakat yang hadir hari ini untuk memeriksa kesehatan mereka.

Jarak puskesmas dari pemukiman yang mereka datangi ini lumayan jauh, butuh waktu sekitar 1 jam hingga tiba ditujuan. Maka dari itu banyak masyrakat penduduk yang menggunakan kesempatan ini untuk memeriksa tekanan darah, memeriksa golongan darah, donor darah dan sebagainya. Terlebih lagi penduduk desa yang ramah membuat Alfi semakin semangat dibuatnya.


“Gimana? Kamu suka disini?” tanya Brian.


Lamunan Alfi langsung buyar, ia berbalik menatap Brian lalu tersenyum semanis mungkin, senyuman yang benar-benar menjadi candu bagi Brian. Tapi sayang, pemilik senyum itu adalah Dowoon.


“Siapa yang gak suka ditempat kek gini Bri?” balas Alfi.

“Iya juga sih, sayang banget cuma sehari doang, andai sampai 3 hari mungkin lebih seru lagi” ucap Brian, dan Alfi mengangguk setuju atas ucapan tersebut.


Bohong jika Alfi tidak ingin berlama-lama di desa ini, justru rasanya ia ingin mengangkut Ibu dan juga Seungmin agar tinggal ditempat ini yang penuh ketenangan, tanpa adanya gunjingan dari para tetangga. Tau sendiri kan bagaimana orang pedesaan, jauh dari kata gibah, yah paling mereka hanya saling berbincang tentang sawah yang tak membuahkan hasil dan sebagainya.


“Lain kali kalo kamu ada acara gini lagi, panggil aku yah?” pinta Alfi.


Kening Brian mengernyit heran, tangan kanannya terangkat untuk mengusap rambut hitamnnya kebelakang lalu tersenyum mengejek kearah Alfi. “Jadi kamu udah suka nih? Padahal awalnya kamu nolak loh” ucap Brian.


“Yah gak usah diingetin lagi kali” ujar Alfi.


Brian mengangguk paham dan kembali fokus pada sungai yang deras dihadapannya, berada ditempat seperti sekarang membuat jiwa Brian menjadi mellow dan ingin bersedih saja entah karena apa. Jiwanya tiba-tiba tenang dan pikirannnya melayang mengingat beberapa rentetan kenangannya dimasa lalu, saat dimasa kecil dan sebagainya. Random sekali, bukan?

Yoon Dowoon : Backstreet [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang