Part 3

480 61 12
                                    

Happy reading gais

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading gais...


***


“Hari ini aku gak bawa mobil, gpp kan naik motor?”


Alfi terkekeh pelan mendengar pertanyaan Dowoon, ia pun mengangguk kecil dan menerima helm yang sedaritadi dipegang oleh Dowoon lalu memakainya dan bersiap-siap untuk naik ke jok belakang Dowoon.


“Naik apapun gak masalah, asal sampai kampus” balas Alfi

“Udah pamit sama Ibu?” tanya Dowoon

“Udah kok”

“Yaudah pegangan, nanti kamu jatuh”

“Mau modus yah kak?”

“Sekalian”


Tangan Alfi otomatis menampar pundak Dowoon, sedangkan Dowoon tertawa dibalik helm hitamnya. Tak lama mereka pun menjelajahi macetnya jalanan di pagi hari, sebenarnya jadwal kelas Dowoon dimulai jam 11, tapi dia rela bangun pagi dan menjemput Alfi yang ada kelas jam 8, karena dia ingin menjadi pria yang bisa Alfi andalkan.

Semua perlakuan Dowoon kepadanya benar-benar mampu membuatnya melayang kelangit ketujuh, boyfriend material, terkadang Dowoon bisa terlihat menggemaskan padahal usianya 2 tahun lebih tua dari Alfi.

Tak butuh waktu yang lama, akhirnya mereka tiba ditujuan, tapi saat fakultas Ekonomi dilewati begitu saja, Alfi langsung menepuk pundak Dowoon untuk segera memberhentikan motornya.


“Kak, bukannya turun disini yah? Mau turunin aku dimana?” tanya Alfi

“Di fakultas kamu lah”


Alfi membelalakkan kedua matanya seakan tidak percaya atas apa yang Dowoon katakan barusan, jika ia turun di fakultas Kedokteran, bisa saja semua mata akan melihat pemandangan langka ini. Dowoon itu tidak pernah dekat dengan perempuan, makanya akan menjadi pemandangan langka jika ada orang yang melihat kedekatan Alfi dan Dowoon.


“Gak salah kak? Kalo nanti ada yang liat, gimana?” tanya Alfi

“Kamu bilang aja ojek”


Kening Alfi mengernyit, mana ada ojek setampan Dowoon? Apa orang akan percaya?


“Udah sampai, mau sampai kapan meluk aku?” tanya Dowoon, yang membuat lamunan Alfi buyar begitu saja.


Dengan kikuk, Alfi turun dari motor Dowoon dan melepas helm biru yang melekat di kepalanya lalu ia berikan pada Dowoon. Satu kesyukuran ketika tiba di fakultas Kedokteran yaitu suasana masih agak sepi, dan juga Dowoon tidak membuka kaca helmnya yang gelap.


“Nanti aku jemput” ucap Dowoon

“Gak usah kak, biar aku aja yang ke fakultas kakak” balas Alfi

Yoon Dowoon : Backstreet [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang