21. Sepenggal Kisah

219 32 29
                                    

Suasana hati Billar sangat kacau malam ini, para host seakan berkomplot untuk membuatnya kesal. Bagaimana tidak?, bukan sekali tetapi berkali - kali, bukan juga satu host, tetapi ketiga host pria, mereka salah memanggilnya dengan panggilan lain. Dan lebih kesal lagi karena panggilan itu dengan nama orang yang disetting Tuhan menjadi rival percintaannya, siapa lagi jika bukan, Fildan.

Kejadian itu membuat moodnya rusak seketika, namun karena profesionalitas, ia harus menahan diri, meskipun sempat ia protes dan memberi tatapan sinis kepada para host. Karena jika tak ada masalah saja sulit diterima dipanggil seperti itu, apalagi bermasalah seperti ini. Yah, cukup yang paham yang menilai.

Kekesalan Billar semakin menjadi ketika ia memasuki backstage setelah acara selesai. Dua orang dancer dari Banania Dancer tengah asyik membaca berita gosip di handphone mereka. Keduanya sangat berisik sehingga membuat orang sekitarnya menjadi kepo dengan apa yang mereka bicarakan.

"Apa'an sih? Saya kepo nih," seru Billar yang menyempil di antara kedua gadis itu.

Kedua dancer itu menoleh kepada Billar yang berdiri di belakangnya, mereka tak melihat Lesti yang berada di belakang Billar.

"Eh, anu Bang Bi, ini loh lagi rame gosip soal penyanyi religi terkenal yang jadi pelakor," jawab salah saty dancer itu. Billar tersenyum kecil dan mendekati mereka,"oh, soal Nia Rayyan ya? Lagi rame banget tu," seru Billar.

"Nah, bener kan? Bayangin, penampilannya aja yang rohani, hatinya rohalus," celoteh dancer itu.

Billar manggut - manggut. Dan Lesti hanya diam di tempatnya tanpa reaksi sedikitpun. Namun ketika Fildan datang, seketika ekspresi Lesti berubah kaku dan salah tingkah. Billar yang menoleh kepada Lesti langsung bereaksi ketika melihat Fildan di dekatnya.

"Eh, tapi bukan salah cewenya doang sih. Salah si cowo juga, kalau digodain tapi nolak kan ga bakal jadi, dasarnya ga setia," ucap Billar dengan nada yang sedikit dinaikkan untuk menarik atensi Fildan. Tetapi Fildan yang tak memperhatikan pembicaraan mereka hanya sibuk dengan handphonenya. Barulah ketika Ramzi datang dan menanggapi Billar, ia menoleh.

"Salah semua pihak kalau menurut Aby. Sih."

Semua mata langsung tertuju kepada pria yang hampir berusia paruh baya tersebut.

"Dalam perselingkuhan ini, pelakor itu salah karena ga menjaga kemaluannya dalam artian rasa malunya, pihak suami salah karena ga bisa menahan mata dalam artian nafsunya yang sumbernya itu dari mata, dan pihak isteri juga salah, karena sudah diselingkuhi berkali - kali tetapi tidak mengambil tindakan tegas sedari awal," sambung Ramzi.

"Bener juga sih, salah semua ya By?," ucap kedua dancer tersebut.

"Iya, lagipula cinta itu ga bisa disalahkan, tapi yang salah itu adalah melampiaskan cinta yang tidak pada tempatnya," sahut Ramzi.

"Tapi kan By?," protes Billar yang langsung dipotong oleh Ramzi, "dan kita semua juga salah di sini, karena kita tidak ada urusan atau sangkutan apapun dengan mereka, tidak kenal dengan mereka, tidak tahu duduk permasalahannya, tetapi berani mengomentari hidup mereka," ketus Ramzi lalu segera meninggalkan ruangan backstage. Seketika semua orang bungkam. Terutama Billar yang sepintas lalu ingin menyerang dua pihak yang terpaku di sudut backstage itu.

Tiba - tiba Irfan yang sedari tadi diam menepuk pundak Billar, "yang dikatakan Aby Ramzi itu benar, cinta ga pernah salah. Karena cinta ga punya mata, dia buta, tapi manusia punya. Cinta juga ga punya rasa malu, dia polos, tapi manusia punya. Makanya Allah ga pernah salahkan cinta apalagi melarang manusia jatuh cinta. Tapi Allah memerintahkan kita untuk jaga mata dan rasa malu kita, Agar kita ga salah meletakkan cinta."

Cinta KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang