Permintaan semakin tak terbendung. Ya, permintaan bertemunya dua bintang untuk kembali bersatu di atas panggung. Dua bintang terang benderang yang tak tergantikan. Kejora Sang Bintang Segala Bintang. Aku sebagai penulis ini tak bisa memisahkan keduanya. Sekali lagi, TAK BISA. Karena dalam mengartikan makna saua, Bintang Segala Bintang adalah Kejora, dan Kejora adalah Bintang Segala Bintang itu sendiri. Yang tak pernah padam, dan tak tergantikan. Takdir yang membuatnya sedemikian.
Setelah segala hal yang terasa tak mungkin, akhirnya keduanya kembali bersama. Latar belakang mereka yang berasal dari kompetisi juga kemenangan ditingkat yang sama, memaksa para pemegang kuasa mau tak mau mengembalikan duet spektakuler itu ke atas panggung megah mereka. Ya, mereka asset terbesar, mereka sang juara.
"Les, nanti akan ada konser intimate kamu dengan Fildan. Tapi sebelumnya konser intimate kamu sendiri dulu." Ucap Bu Windy.
"Oh, tanggal 11 Dede, sama papah Fildan tanggal 16?."
"Iya."
Lesti mengangguk pelan dengan ekspresi datar. Bukan tak senang, melainkan karena tak jauh dari jaraknya berada, sosok pemuda yang diharuskan untuk dekat dengannya on frame itu terus mengawasinya, ya, dia Billar. Yang dengan sikap posesif luar biasanya terus membuat Lesti terpenjara. Harus selalu tersenyum di depan camera, meski memendam begitu banyak beban. Berbeda dengan ketika bersama Fildan. Lesti selalu merasa lega dan ceria. Pria muda itu selalu bisa memperbaiki suasana hatinya, tanpa perlu dibuat - buat.
Setelah semua orang keluar ruang make upnya, Lesti menutup pintu lalu melompat - lompat kegirangan. Bagaimana tidak? Ini adalah hal yang paling ditunggu - tunggu oleh Lesti. Ditunggu - tunggu oleh para sahabat Filles Indonesia, bahkan diam - diam Fildan juga mengatakan padanya, Fildan juga menginginkan hal yang sama, merindukan duet mereka.
"Pah, nyanyi pah," seru Lesti sambil berjoget ria. Sekian lama, napasnya tersengal - sengal karena lelah, ia segera keluar ruangan, namun ketika ia berlari keluar, ia nyaris terjatuh, dan akan menyentuh lantai, tetapi tertahan oleh sebuah sentuhan lembut di tubuhnya.
"Hei, dede, hati - hati."
Lesti yang semula terpejam segera membuka matanya, lengkungan penanda bahagia itupun terbit ketika mendapati sosok yang membuatnya selamat dari kejatuhan. Sosok yang memang selalu menjadi penolong meski tak selalu kelihatan. Dia Fildan, yang mendekap Lesti ketika nyaris menyentuh tanah.
"Dede gapapa?."
Lesti terpaku nyaris tak berkedip, tatapannya lurus kepada mata hitam legam milik si pria manis.
"Dede." Ucap Fildan dengan lembut.
"Iyah papah," sahut Lesti tak kalah lembut, namun jangan kira kesadaran Lesti telah kembali seutuhnya, ia hanya menyahut karena terfokus dengan suara Fildan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kedua
Romantizm"Aku mencintai kamu, tetapi cintaku padanya belumlah hilang sempurna, apa kamu mampu memahaminya?" Terimakasih apresiasinya Rank : 1 (11/11/20) #Fildan 1 (11/11/20) #Lebihdariselamanya 1 (11/11/20) #Samarinda 1 (11/11/20) #mlf 1 (11/11/20) #Filles