19. Sejengkal Tanah

294 35 23
                                    

Author PoV

Seorang pria tengah berdiskusi dengan sahabat sekaligus managernya. Dialah Fildan yamg menatap jengah kepada dua insan di atas panggung, yang dipersatukan kembali dalam sebuah acara besar untuk para juara kompetisi Inframeyar. Mereka tidak berduet, tetapi mereka terus - menerus dipersatukan dalam part - part penting acara itu, mereka Lesti dan Billar. Ya, Inframeyar dengan segala macam lobbyingnya berhasil menyatukan kembali keduanya. Dan sayangnya, dengan terpaksa Fildan harus ikut andil dalam ritual kemesraan mereka.

Fildan melangkah ke backstage menuju ruangan khususnya dengan diikuti Agus. "Kenapa harus saya ikut nimbrung sih? saya ga ada urusannya dengan mereka. Saya mau fokus D'Divo saja." ucap Fildan.

Sedari tadi manager Fildan itu terus membujuk Fildan untuk menerima arahan Bu Windy agar ia mau menyanyi di dalam acara konser romantis kembalinya Lesti dan Billar yang akan diadakan beberapa hari setelah konser para juara. 

Jelas saja Fildan merasa tak nyaman. Apalagi beberapa saat sebelumnya Fildan diwajibkan untuk berduet dengan Lesti menyanyikan lagu "ilalang." Rasanya saat itu Fildan sangat gamang, karena menyanyi dengan jarak yang sangat jauh. Sementara gestur tubuhnya seolah bercerita ingin mendekati sang gadis. Dan lagi - lagi ia dipaksa berduet dengan Lesti dalam konser romantis nanti karena respon masyarakat sangat baik terhadap duet mereka sebelumnya.

"Ilalang aja tadi saya kaku Gus, apalagi duet romantis nanti. Bisa - bisa kami bukan kayak pasangan duet, malah kayak orang habis berantem, terus dipaksa maafan, Aneh toh?."

Agus memasang wajah datarnya. Artisnya ini memang serba salah, diminta duet sedih dia kelewat sedih, diminta lagu cinta, dia kelewat bingung. "Ikutin aja, lo baru baikan loh sama Bu Windy, jangan bikin perkara lagi."

"Bener itu pah."

Fildan yang semula sudah tduduk bersandar di kursinya dengan malas seketika menjadi tegak karena suara seseorang dari depan pintu, dialah sosok yang menjadi topik utama pembicaraannya dengan Agus sedari tadi.

"Kamu sejak kapan di situ Les?."

Lesti tersenyum kecil dengan wajah sedikit merunduk, "boleh kita bicara sebentar pah?."

Fildan mengangguk tanpa suara setelah mata Lesti beralih menatapnya, suasana begitu canggung di antara keduanya. Dan Agus yang mengerti keadaan segera keluar ruangan tanpa memijta ijin terlebih dahulu.

"Ya udah, sini." Fildan menepuk kursi di sampingnya. 

Lesti duduk di samping Fildan dan menggenggam lengan pria itu. Fildan menopang pipinya dengan lengan yang bertumpu di paha, kepalanya menunduk tak mau menatap Lesti sedikitpun. 

"Pah, mau ya duet sama dede lagi. Inframeyar butuh lebih banyak viewers buat menyambut HUTnya nanti pah."

Fildan membuang wajahnya ke arah kanan, bibirnya mengulum menahan ucapan yang ingin keluar dengan mata yang mulai berkaca - kaca.

"Pah. Sebenarnya kamu sayang ga sih sama aku?."

Ucapan Lesti membuat Fildan tersentak kaget dan langsung menatapnya, "Untuk apa kamu menanyakan hal itu?."

Lesti menunduk sedih, air matanya tiba - tiba menetes, tak tahu lagi mengapa ia bertanya demikian. Hatinya terasa perih karena sikap dingin Fildan beberapa waktu ini.

"Dede mohon jangan hindarin dede lagi. Kita memang sudah ga berhubungan, tetapi sesuai janji papah, kita masih bisa berteman kan?."

Tess. Titik air mata yang sudah sedari tadi Fildan tahan kini keluar tanpa permisi. Namun sebelum Lesti menyadarinya, ia kembali memalingkan muka.

Cinta KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang