3. Yang Terabaikan

337 47 17
                                    

Ini hari sabtu sore, setelah rutinitasnya selama seharian penuh, Lesti mengisi waktu dengan duduk di beranda rumahnya. Tangan kirinya asyik mengelus kepala kucingnya sementara tangan kanannya mengotak atik layar ponsel. Beberapa waktu berlalu, ia membuka gallery fotonya yang berisi ribuan foto. Dihapusnya sebagian foto dan video lamanya itu. Pandangannya tiba - tiba tertuju kepada sebuah foto di masa lalunya. Senyumnya merekah seiring ia memperbesar gambar foto tersebut.

"Ini foto waktu bikin video lagu egois mash up aku pergi kan? Wah ternyata ga aku hapus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini foto waktu bikin video lagu egois mash up aku pergi kan? Wah ternyata ga aku hapus. Simpan aja terus ah." gumam Lesti. Ia terkekeh pelan melihat wajahnya yang begitu semringah berfoto dengan Fildan. Seakan tak ada beban apapun yang ia miliki.

Ting

Sebuah notifikasi chat masuk ke ponselnya, "Assalamu'alaikum, de, malming yo. Lama ga jalan nih, kalau bisa, aku jemput jam 7 yah," chat seseorang di seberang sana. Lesti menarik napas pelan setelah membacanya. Sebenarnya Lesti ingin beristirahat di rumah saja, tetapi ia juga merasa tak enak juga untuk menolak.

"Wa'alaikumussalam, Ok Billar," balas Lesti. Ya, chat itu dari Billar, dan memang beberapa waktu ini ia dan Lesti sedikit jarang bertemu karena kesibukan masing - masing. Lesti memang mengurangi intensitas pertemuannya dengan Billar semenjak kepergian Fildan. Bukan tanpa sebab. Lestu kehilangan mood untuk aktivitas di luar. Ia hanya keluar sekedar untuk kuliah atau urusan pekerjaan. Jalan dengan teman - temannya yang lain pun sudah jauh berkurang. Entahlah, ia merasa ada sesuatu yang hilang bersama perginya Fildan.

Setelah membalas chat Billar, Lesti masih duduk di tempatnya dan melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Namun balasan chat Billar kembali mengalihkannya.

"De, baru ingat. Dede kok ga pernah pakai gelang dari aku? Ga suka kah? Kalau nggak suka ntar aku belikan yang baru."

Deg,
Tanpa membalas chat dari Billar, Lesti segera berlari ke kamarnya, memeriksa beberapa barang yang tertata rapi di salah satu lemari kamarnya. Namun pandangannya teralihkan pada sebuah benda yang seperti ia cari.

"Ehm," lirih Lesti. Pikirannya terbawa ke peristiwa beberapa bulan lalu yang berkaitan dengan benda itu.

***
Di sisi lain, Fildan tengah duduk di sebuah pos satpam yang lama tak digunakan. Fildan termenung, setelah tadi ia melihat video tayangan ulang kemesraan Lesti dan Billar di youtube salah seorang penjaga pasar. Video itu menampilkan kejutan ulang tahun Lesti di saat menjadi juri LIDA. Saat itu Fildan pun masih menjadi bagian dari acara kompetisi dangdut yang sedang booming itu. Pikirannya tertuju kepada hadiahnya yang diabaikan oleh Lesti.
***

Flashback

Beberapa hari lagi adalah hari istimewa bagi Lesti. Hari dimana usianya berganti menjadi 22 tahun. Seperti biasa, banyak orang yang begitu antusias ingin memberikan kejutan untuknya. Tak terkecuali seorang Fildan. Orang yang selalu mendapat perhatian penuh dari Lesti. Begitupun sebaliknya. Fildan mempersiapkan sebuah gelang perak berpermata putih dengan bentuk kepala bintang kejora. Sebagai simbolisasi seorang Lesti yang disebut sebagai Lesti Kejora. Gelar yang ia dapat karena single pertamanya di sebuah kompetisi menyanyi.

Cinta KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang