10. Berita di balik berita

318 46 47
                                    

D'Ana (pembaca tulisan ana) biasakan tunjukkan jejakmu di postingan ini. Biar Ana semangat nulisnya... 😊

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Tidak diragukan lagi jika dua insan ini adalah pasangan terbaik dalam karirnya. Lesti sang Kejora dan Fildan, Bintang Segala Bintang. Keduanya tidak hanya saling mendukung di atas panggung tetapi juga di dunia nyata.

Lesti dan Fildan bahkan memiliki kesamaan dalam banyak hal, terutama dalam menyimpan rapat – rapat masalah mereka sendiri. Bagi mereka, keluh kesah dan mencurahkan isi hati ke banyak orang bukanlah jati diri dan kebiasaan mereka.

Diantara sekian banyak persamaan, ada satu prinsip yang berbeda di antara keduanya. Yaitu tentang gimmick. Jika Fildan adalah sosok yang berani bermain gimmick hanya di atas panggung saat bernyanyi atau bermain drama, maka Lesti menjadikan setiap tempat yang ia kunjungi di layar kaca sebagai panggungnya. Di mana ia bisa beracting menjadi sosok lain, mengeluarkan sisi yang bertolak belakang dengan dirinya sendiri. Seperti pada masa itu, di mana satu kesalahan yang tak sengaja dilakukan seorang Fildan menambah deretan kekesalan orang lain terhadapnya.

"Pa, nanti di acara ngobras di Inframeyar, Papa mau jadi bintang tamu juga kan di sana?" tanya gadis berkerudung pink dengan blazer senada yang tak lain adalah Lesti. Sosok yang ia panggil papa itu adalah Fildan.

Fildan terlihat berpikir keras, ingatannya melayang kepada acara yang akan mengupas habis kehidupan seorang artis secara mendalam itu. Untuk apa ia ke sana, toh dia nanti hanya akan menjadi penonton dari pasangan yang sedang viral itu.

"ada tawaran itu sih, tapi sudah saya tolak." jawab Fildan.

Lesti yang tengah asyik bermain handphone tak sengaja melepas genggamannya di handphone hingga benda pipih itu terjatuh ke atas meja. Tetapi jatuhnya benda pipih itu tak menarik minatnya, ia lebih tertarik kepada perkataan pria di sampingnya. Matanya membulat tak percaya Fildan berani menolak acara sepenting itu.

"kok bisa Pah? Itu kan acaranya buat semua juri muda di LIDA, ada dede, A' Eja, sama Kak Weni juga, naha bisa Papa ga ikut?."

Fildan menatap malas dan ingin berkelit dari pertanyaan yang seperti todongan pisau itu, tetapi jika melakukannya, Lesti pasti memberi serangan pertanyaan bertubi - tubi padanya, alhasil lebih baik jika ia menjawab dengan jujur.

"Males de. Saya kurang suka di acara seperti itu. Apalagi di sana kan pasti ada Billar. Soalnya ada dede. Palingan saya cuma jadi penggembira, ngelihatin kalian mesra - mesra'an, terus ditanya dikit, nyanyi - nyanyi satu dua lagu, terus acara selesai, terus pulang." Gerutu Fildan panjang lebar dengan nada cepat. 

Lesti tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari mulut Fildan, terkesan ketus tetapi juga polos, bahkan kalimatnya menjadi lebih panjang dari biasanya. Karena Fildan selalu santai dan tenang, jarang bersikap terbawa perasaan seperti ini.

"iya sih, ada Billar di sana. tapi kan ga banyak partnya, sekilas doang kok pah, lagian kenapa sih papa kelihatan kesel gitu? cemburu nyak?" Goda Lesti. Sebenarnya hanya ingin menjaili partnernya itu, tetapi Fildan menanggapinya dengan serius.

"Saya bukannya cemburu de, tetapi kalau boleh jujur, saya kurang menyukai sesuatu yang kalian sebut sebagai totalitas pekerjaan itu."

Lesti mencoba mencerna maksud dari kata – kata Fildan, menunggu Fildan memberi penjelasan agar ia tak salah menafsirkan.

"saya kurang menyukai gimmick kamu dan Billar de, sekarang terasa begitu berlebihan," Fildan diam dan menarik napas berat, "Satu hal yang saya ketahui pasti. Seorang perempuan memiliki batasan dalam perilaku dan perbuatan, yang berhubungan dengan lawan jenisnya."

Cinta KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang