12. Aku Pergi

324 45 33
                                    

Aku mencoba memperbaiki pernapasanku dan mendudukkan diri, tetapi tangan kananku tertahan oleh genggaman seseorang. Aku menatapnya dan kulihat Lesti yang tengah tertidur dengan satu lengan yang menutupi kepalanya. Aku tersenyum sambil mengusap kepalanya, dan mungkin karena terbawa suasana tanpa sadar ku kecup puncak kepalanya,
"Terimakasih, Kejora" lirihku. 
***

"Enggh." lenguh Lesti. Gadis mungil itu tiba - tiba saja terbangun. Membuat Fildan terlonjak kaget, matanya menatap ke sana ke mari. Takut Lesti mengetahui perbuatannya tadi.

"Papah sudah bangun?" Tanya Lesti dengan lirih. Meskipun tampak baru bangun dilihat dari bekas lipatan merah di wajahnya, suaranya pun masih terdengar cukup normal.

"Iya de."

Lesti tersenyum dan mengusap pelipis Fildan yang berbalut perban. "Masih sakit?."

Fildan menggeleng dan memegang tangan Lesti yang kini turun ke pipinya. Gadis itu meletakkan tangan lembutnya di sana tanpa menggeser sedikitpun.

"Terimakasih ya."

Lesti mengangguk pelan, membiarkan genggaman Fildan beberapa detik, kemudian menarik tangannya.

"Papa mau minum?."

"Eh, e. Iya de, saya haus."

Lesti segera berbalik dan mengambilkan air mineral dari dispenser di ruangan VIP itu. Ia tersenyum dan mengusap puncak kepalanya dengan wajah memerah. Fildan menatap curiga padanya, apalagi wajah Lesti terlihat seperti menahan tawa saat kembali dengan segelas air minum di tangannya.

"Dede kenapa?" Tanya Fildan.

"Ga papa Pah."

Lesti meletakkan air mineral di tangan Fildan lalu duduk di sampingnya. 

"Beneran ga papa? Kok muka dede memerah gitu? Terus tadi saya lihat dede juga ngusap kepala. Dede sakit kepala?" Ucap Fildan sembari memeriksa kening Lesti.

"Teu kunanaon papah, ga kenapa - napa."

"Bener?."

Lesti mengangguk yaqin. Ia mengangkat tangan Fildan yang memegang gelas air mineralnya. Meminta Fildan segera meminum air itu.

"haus apa doyan Pah?" Ejek Lesti melihat Fildan yang sudah menghabiskan minumnya dengan sangat cepat.

Fildan hanya menjawabnya dengan anggukan sambil mengelap bekas minumnya menggunakan punggung tangannya.

"Iya, Alhamdulillah.... Saya haus banget de." Jawab Fildan.

"Alhamdulillah, ya udah sekarang papa istirahat ya."

Lesti memegang pundak Fildan dan membantunya bersandar di tepi brankarnya. 

"Papa lapar ga?, kalau lapar, dede belikan makanan dulu. Ini masih sore, belum waktunya makanan dari rumah sakit dibagikan," Tanya Lesti.

"E. Sebenarnya, Iya de. Saya lapar."

"Ya udah, dede belikan dulu ya."

"Iya, maaf merepotkan ya de."

Lesti segera bergerak menuju pintu, namun belum sempat ia keluar, Fildan sudah memanggilnya.

"De."

"Yah."

"Jangan lama - lama ya." Fildan diam sejenak, "saya sudah lapar."

Lesti terperangah, "oh, oh iya, sabar ya. Dede belikan dulu." sahut Lesti. Ia berlari kecil menuju kantin rumah sakit. Wajahnya memerah sambil mengulum senyumnya. Ia teringat kejadian di kamar Fildan tadi.

Cinta KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang