18. Keputusan

368 47 69
                                    

"Masuk Nominasi lagi di anugerah dangdut indonesia. Tapi ga masuk di AMI Award nih Dan."

"Alhamdulillah. Gapapa. Itu aja sudah syukur. Lama kan ga dapat piala, hehe."

"Lo mesti naikin pamor lo Dan. Aktifkan sosmed lo, biar menang!."

"Siap kalau itu. Bantuin ya."

"Siap.. ntar gue kerja sama dengan mas Ivan, biar makin cling fotonya. Eh, tapi bikin gimmick dikit -dikit ga masalah kali Dan. Biar nongol terus di tv, dikejar - kejar infotaiment."

"Ga usah. Saya bangun karir saya dengan hati dan cinta. Bukan gimmick dan sensasi."

"Lah tapi ..."

"Sudah ya, jangan dilanjutkan!."

Itulah perdebatan kecil yang selalu terjadi jika Fildan dan Agus membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan Lesti. Agus terpaksa membisu setelah Fildan menyampaikan ketegasannya. Fildan benar, apa yang akan dikatakan Agus sudah jelas. Pemuda itu akan membicarakan tentang Lesti yang menerima settingan gimmick. Dan juga tentang couple - couple Lesti yang bisa mendapatkan penghargaan dan banyak job meskipun kemampuannya terbilang belum mumpuni. Itu bahasan utamanya.

"Dia serta para couplenya, mendapatkan rejeki dengan cara mereka, yaitu melakukan apa yang diinginkan penggemar. Jadi bukan semata karena menginginkannya. Saya bisa melakukan hal yang sama, tetapi itu artinya saya mengkhianati jati diri saya sendiri."

Ungkapan hati Fildan pun membuat pemuda berusia 27 tahun di hadapannya memandang kagum. Setelah sekian lama, sang artis tetap teguh pada prinsipnya. Meskipun ia harus tersisih.

Bukannya puas, Agus justru ingin menguji keteguhan Fildan.

"Ehm, kalau lo ga mau sama artis lain. Kenapa ga munculkan kedekatan lo dengan Lesti? Kalian kan ga gimmick? Perasaan kalian itu natural, chemistry juga natural. Fans kalian malah bakal heboh loh kalau kalian bersatu."

Fildan menggeleng, menatap sebuah gelang hitam pemberian Lesti yang melingkari lengan kirinya, "Saya berjanji berhubungan dengannya tanpa pamrih. Tak peduli dia siapa, dan apa effectnya terhadap karir saya."

Fildan berbalik menatap Agus dengan senyuman lesung pipitnya.

"Bisa dibilang saya adalah yang paling mampu untuk meraih hatinya, kami selalu mengatakan pasangan duet kami yang terbaik, kami saling membangun chemistry yang terjadi dalam setiap duet kami. Bahkan di luar panggung, kami saling memuji dengan tulus, bersahabat dan menyayangi dengan ikhlas, sejak saya bukan siapa - siapa. Dan dia sudah menjadi artis besar." Sambung Fildan.

"Ngerti Dan, tapi kalau lo mau, lo bisa mengajak Lesti untuk membuat cover lagu bersama lagi atau bahkan membuat single duet baru, lo bisa meminta Lesti untuk mendampingi dalam berbagai kegiatan, sekalian memperlihatkan kedekatan kalian. Gue 99 % yaqin Lesti ga akan menolak."
Sanggah Agus. Melihat Fildan teguh membela Lesti membuatnya tertarik untuk menggali lebih dalam isi hati Fildan.

"Ga usah." jawab Fildan singkat.

"Tapi lo butuh faktor X untuk membuat orang kembali mencari informasi tentang lo, mendongkrak popularitas lo. Coba lo liat," Agus menunjukkan sebuah foto berisi kategori penghargaan yang melibatkan Fildan dan Lesti, "doi dapat 4 nominasi sekaligus Dan. Bahkan di setiap kategori itu gue yaqin dia bakal menang, soalnya pamornya lagi naik banget dibanding lawan - lawannya. Di Ami awArd juga dia masuk kategori, gue yaqin dia bakal menang juga di sana. Kalau loe bisa bikin sesuatu sama dia. Lo bakalan..."

"Ga. Saya tidak akan mendekatinya hanya untuk popularitas dan mengejar uang. Karena ia lebih berharga dari itu semua." Potong Fildan sebelum Agus menyelesaikan ucapannya. Kepalanya menunduk dengan senyum yang masih menghiasi wajah manisnya.

Cinta KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang